Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Kabupaten Bone Bolango di Provinsi Gorontalo masih dalam situasi kritis banjir akibat meluapnya sungai Bone pada 19 Juni lalu. Hujan berintensitas tinggi pada tanggal tersebut juga menyebabkan tanggul di Desa Masiaga jebol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan banjir merendam 398 unit rumah di Bone Bolango. Terdapat total 1.454 orang warga lokal yang terdampak. "Warga yang mengungsi di Kecamatan Suwawa Timur berada di kantor camat dan rumah warga setempat,” katanya melalui keterangan tertulis, Sabtu, 29 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo, sebagian pengungsi tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing dan membersihkan bekas banjir. Namun, ada lebih dari 60 orang warga Bone Bolango yang belum bisa pulang karena rumahnya belum bisa ditempati.
"Kendala yang dihadapi termasuk jaringan komunikasi yang terganggu karena pemadaman listrik, sehingga menghambat koordinasi dan pendataan," kata Muhari.
Pemerintah membiarkan posko dapur umum tetap ada agar bisa dipakai pengungsi selama beberapa waktu ke depan. Menurut Muhari, masih kebutuhan mendesak seperti penyiapan makanan siap saji, perbaikan tanggul di Dusun Panggulo, serta normalisasi sungai di muara Sungai Bone untuk mencegah banjir susulan
"Keputusan Bupati Bone Bolango telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari ke depan untuk memfasilitasi upaya pemulihan," tutur dia.
Banjir juga melanda Kabupaten Gorontalo setelah hujan deras sejak Rabu, 26 Juni 2024. Dari pendataan BPBD, air bah masuk ke kecamatan Biluhu, Dungaliyo, dan Limboto Barat. Bila ditotal, terdapat 3.233 orang warga lokal yang terdampak.
Muhari menyebut banjir itu merendam 727 unit rumah dan 56 hektare persawahan di Kabupaten Gorontalo. "Untuk sementara, sebagian besar banjir sudah mulai surut, meskipun pendataan dan pemulihan masih terus dilakukan," kata Muhari.