Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tulungagung - Tim Arkeologi Balai Besar Cagar Budaya (BBCB) Trowulan, Mojokerto, datang ke Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis 25 Juni 2020. Mereka meneliti sejumlah obyek dan benda cagar budaya yang ditemukan tersebar di sejumlah tempat di daerah itu.
Didampingi Kepala Museum Daerah Tulungagung Haryadi dan Kasi Pelestarian Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung Winarto, tim arkeolog dari BBCB Trowulan pertama diarahkan ke benda berbentuk arca dewa yang teronggok kurang terawat di area taman SMPN 1 Tulungagung.
Sempat mengamati sejenak, dua petugas BBCB kemudian melakukan serangkaian kegiatan identifikasi, seperti pengukuran, dokumentasi, hingga penentuan titik ordinat lokasi objek. "Arca dewa ini merupakan objek cagar budaya asli yang diperkirakan dibuat pada masa penyebaran (agama) Hindu di Jawa, antara abad X-XIII," kata satu arkeolog BBCB Trowulan, Mochamad Ichwan.
Arca dewa dengan ukuran 44 x 29 x 14 sentimeter berbahan batu andesit itu diyakini untuk pemujaan, yang bisa juga dimiliki masyarakat biasa kala itu. Selain memiliki fungsi spiritual, arca itu disebut memiliki nilai sejarah, budaya, dan edukasi.
"Objek cagar budaya ini langka. Keberadaanya bisa dievakuasi, bisa juga tetap di sini untuk kepentingan pengetahuan bagi siswa saat belajar di luar ruang," kata Ichwan.
Selesai dari lingkungan sekolah , tim meluncur ke Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, untuk identifikasi dua fragmen arca kala berukuran lebih dari satu meter. Di dua lokasi temuan fragmen arca kala ini, tim arkeolog kembali melakukan identifikasi dengan mengamati, mengukur, mendokumentasi hingga melakukan sejumlah wawancara dengan pemilik lahan dan warga sekitar.
"Diduga ini (dibuat pada) masa Hindu-Budha, kemungkinan ada kaitannya dengan Candi Kalangbrat pada masa Wisnuwardhana dimana candi itu disebutkan dalam Kitab Negarakertagama dan Prasasti Mula Malurung masa Singosari, abad XIII," kata Ihwan menuturkan.
Berdasarkan dimensinya, kedua fragmen memiliki ukuran yang relatif tak beda. Di lokasi pertama di rumah Sunarmi, kala memiliki dimensi panjang 132 cm dengan lebar 110 cm serta memiliki ketebalan yang terlihat 27 sentimeter. Sedang di lokasi kedua, di rumah Andri, panjang kala 109 cm, lebar 83 cm dengan ketebalan yang terlihat 30 cm.
Selesai meneliti sepasang arca kala, tim arkeolog melanjutkan pengamatan dan identifikasi benda cagar budaya berbentuk struktur bata merah di wilayah Kecamatan Karangrejo. Penelitian juga dilakukan pada struktur bata merah dan pemakaman kuno, sumur kuno, dan sejumlah tempat dimana terdapat objek diduga benda cagar budaya yang sebenarnya sudah lama diketahui masyarakat, namun tak kunjung dilaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini