Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua satelit Eropa telah melihat tumpahan minyak dahsyat di Lingkaran Arktik, sebagaimana dilaporkan Space, 5 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 20.000 ton minyak diesel telah bocor ke sungai di Lingkaran Arktik setelah tangki bahan bakar di pembangkit tenaga listrik di dekat kota Siberia Norilsk runtuh Jumat, 29 Mei 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komite Investigasi Rusia telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut, ketika pabrik dilaporkan menunggu selama dua hari sebelum memberi tahu otoritas Moskow tentang tumpahan itu, menurut BBC.
Seperti yang terlihat dalam animasi, minyak (digambarkan berwarna merah) melakukan perjalanan menyusuri Sungai Ambarnaya pada tanggal 31 Mei dan 1 Juni. Sungai tersebut mengalir ke Danau Pyasino, yang mengumpan ke Sungai Pysaina.
Dari luar angkasa, misi Copernicus Sentinel-2 dari Badan Antariksa Eropa telah mengamati tumpahan tersebut, di mana Rusia telah menyatakan keadaan darurat.
Tumpahan telah mencemari petak tanah yang mencakup sekitar 135 mil persegi (350 kilometer persegi), menurut BBC. Diyakini bahwa tanah amblesan, atau tenggelam atau mengendapnya tanah, di bawah tangki penyimpanan yang menyimpan bahan bakar di pabrik berada di balik tumpahan ini. Kejadian ini terjadi pada saat suhu tinggi yang tidak biasa menyebabkan lapisan es Kutub Utara mencair.
Copernicus Sentinel-2 adalah misi ESA yang terdiri dari dua satelit yang mengelilingi Bumi dalam orbit yang selaras dengan matahari. Satelit memantau dan mengambil gambar permukaan Bumi dengan resolusi tinggi. Mereka menyumbangkan data penting ke program Copernicus Uni Eropa, yang berfokus pada isu-isu termasuk perubahan iklim, pemantauan lahan dan manajemen darurat.
SPACE | BBC