Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Zenzi Suhadi, menyebut tiga pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan pemerintahan Prabowo Subianto terkait sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup (LH).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ada 3 PR besar di SDA dan LH yang tidak mampu diwujudkan Jokowi,” kata Zenzi ketika dihubungi Tempo, Ahad, 20 Oktober 2024. Masalah-masalah ini belum terselesaikan selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama, negara tidak tunduk kepada pelaku kejahatan SDA.
Kedua, mewujudkan kedaulatan ekonomi rakyat sebagai negara agraris yang multi budaya dan kaya biodiversitas.
Ketiga, mewujudkan reforma agraria serta pengakuan wilayah adat dan nelayan.
Zenzi menilai, pidato perdana Prabowo juga tampak melupakan misi-ke 8 Astacita yang berbunyi ‘Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur’.
Padahal, kata Zenzi, misi itu selalu didengungkan selama masa kampanye. “Kalau didengar, pidato perdana presiden psikologisnya dipenuhi semangat eksploitasi sebesar-besarnya dan secepat-cepatnya,” tuturnya.
Menurut Zenzi, spirit eksploitasi itu bisa saja muncul akibat turbulensi ekonomi. Namun bila dilaksanakan secara terburu-buru, eksploitasi tersebut justru mengancam hak generasi mendatang untuk mewarisi kekayaan alam dan biodiversitas Indonesia.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi presiden dan wakil presiden RI untuk masa jabatan 2024-2029 setelah dilantik di depan sidang paripurna MPR pada Ahad, 20 Oktober 2024.
Dalam pidato perdananya, Prabowo membahas berbagai hal, termasuk swasembada pangan, swasembada energi, serta kekayaan alam yang sepenuhnya untuk rakyat. Namun, pidato tersebut tidak menyinggung soal kelestarian dan daya dukung lingkungan. Kata ‘lingkungan hidup’ juga tidak terucap.
Pilihan Editor: Polusi Plastik di Tubuh Serangga, Peneliti: Ancaman Keanekaragaman Hayati dan Produksi Pertanian