Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pelatnas Atletik Tetap Ingin Berlatih di Stadion Madya GBK

Pelatnas atletik tetap ingin berlatih di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK) meskipun harus berbagi dengan Bhayangkara FC yang juga memakainya.

11 Juli 2019 | 22.15 WIB

Pelatih atletik nasional Eni Nuraini saat menggelar latihan di Stadion Madya, Jakarta, Kamis, 23 Mei 2019. TEMPO/Aditya Budiman.
Perbesar
Pelatih atletik nasional Eni Nuraini saat menggelar latihan di Stadion Madya, Jakarta, Kamis, 23 Mei 2019. TEMPO/Aditya Budiman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tim atletik nasional ingin tetap berlatih di lapangan sepak bola Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta meski harus berbagi tempat dengan Tim Bhayangkara FC.

"Sebab lintasan atletik di lapangan sepak bola itu telah memenuhi standar keamanan," kata Kepala pelatih atletik nomor lari cepat, Eni Nuraeni, di Jakarta, Kamis.

Hal itu dikemukakan Eni menyikapi keputusan pengelola yang mengizinkan Bhayangkara FC bermarkas di Stadion Madya selama mengarungi kompetisi Liga 1 Musim 2019 terhitung sejak Kamis (3/7).

Keputusan tersebut membuat sprinter Lalu Muhammad Zohri dan kolega harus berbagi lapangan latihan dengan atlet sepak bola Bhayangkara di Stadion Madya.

Baca: Stadion Madya Dipakai Bhayangkara FC, Pelatnas Atletik Terganggu

Eni menyebut alasan tim atletik ingin tetap berlatih di lokasi itu karena fasilitas yang tersedia memenuhi standar kelayakan internasional.

Kelayakan yang dimaksud di antaranya lintasan lari yang terdiri atas delapan lajur mengelilingi lapangan sepak bola.

Sementara area pemanasan yang menjadi lokasi berlatih anak asuh Eni di belakang tribun timur Stadion Madya, dianggap berpotensi mencederai atlet karena fasilitas yang tidak memenuhi standar keamanan.

Sudut tikungan dalam lintasan lari, kata dia, menjadi hal krusial bagi atlet nasional saat berlatih. Alasannya, sudut yang terlalu tajam berpotensi mencederai pelari.

"Saat ini kami berlatih di area pemanasan. Yang jadi masalah itu tikungannya. Dari semula enam lajur lintasan, pas masuk ke tikungan jadi cuma tiga lajur. Kalau pelari saya melesat cepat, bisa bablas ke luar lapangan," katanya.

Baca: Atletik Tanpa Target di SEA Games 2019, Bob Hasan: Regenerasi

Lintasan lari di zona pemanasan disebut Eni juga berbahaya bagi atlet lari estafet.

"Kalau buat atletik, lintasannya harus yang standar, Apalagi tim estafet pertukaran tongkat dilakukan pas tikungan," katanya.


Pelatih peraih penghargaan terbaik di Asia pada 2019 itu juga menyoroti larangan melintas di atas rumput stadion oleh pengelola sejak Bhayangkara mulai menggunakan area itu untuk bertanding.

"Penguatan kaki untuk lompat biasanya kita lakukan di rumput stadion. Tapi sekarang, untuk melintas saja tidak bisa," kata pelatih nasional atletik itu lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus