Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

3 Keunggulan Bus Listrik Inka Dibanding Bus Diesel

Sebelum uji coba bus listrik E-Inobus, PT Inka telah memasok komponen mobil Esemka Bima, yakni chassis dan bak mobil.

20 Oktober 2020 | 08.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bus listrik Inka E-Inobus. Inka siap penetasi ke pasar dalam negeri maupun ekspor. - INKA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Inka (Persero) melakukan pengujian jalan prototype bus listrik ukuran medium E-Inobus di area Madiun dan di Jalan Tol Madiun–Caruban pada Senin, 19 Oktober 2020.

Uji coba jalan ini untuk mengetahui performa bus listrik produk pabrik kereta api milik negara tersebut.

Bus listrik E-Inobus bakal menggantikan bus mesin diesel yang sekarang beroperasi. Apakah bus listrik PT INKA lekbih bagus daripada bus diesel?

"Produk ini merupakan kerjasama Inka dengan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra komponen drivetrain dan baterai bus, serta Piala Mas dari Malang sebagai pembuatan bodi bus listrik," kata Direktur Utama PT Inka Budi Noviantoro dalam keterangan pers, Senin, 19 Oktober 2020.

Budi Noviantoro menerangkan bus listrik bernama E-Inobus ini telah uji landasan pada 13 Agustus 2020 dan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Cibitung, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan hasil uji jalan raya, menurut PT Inka (Industri Kereta Api), Inka E-Inobus memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan bus diesel. Berikut 3 keunggulannya:

Pertama, polusi suara yang sangat rendah. Tingkat kebisingan pada bus listrik jauh lebih baik (rata–rata sebesar 71 dB) jika dibandingkan dengan bus diesel (rata–rata sebesar 85 dB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedua, bus listrik 58 persen lebih efisien bahan bakar dibandingkan dengan bus diesel.

Pemakaian listrik E-Inobus dari hasil uji lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 km itu didapatkan pemakaian rata–rata 1,4 km/kwh sehingga untuk biaya operasional per kilometer = 0,71 x Rp1650/kwh = Rp 1.171 per km.

Adapun Bus diesel menempuh jarak 3 km/liter dengan harga solar Rp 9.300 per liter maka didapatkan biaya operasional per kilometer = 0,3 x Rp9.300 per liter = Rp 2.790/km.

Ketiga, pemeliharaan lebih murah 49 persen.

Perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum 2018 di Serbia. Jika keduanya berjalan 250 km per hari, biaya pemeliharaan 396 euro (Rp 6,7 juta) untuk bus diesel dan 201 euro (Rp 3,4 juta) untuk bus listrik.

Dirut PT Inka Budi mengungkapkan bahwa waktu yang diperlukan dalam pengisian daya bus listrik sampai penuh 3-4 jam.

PT Inka juga telah memasok komponen mobil Esemka Bima, yakni chassis dan bak mobil. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus