Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan produk bahan bakar minyak baru, yakni bioetanol dengan research octane number (RON) 95. Bioetanol ini disebut sebagai bahan bakar ramah lingkungan campuran Pertamax (RON 92) dan etanol 5 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi, nanti Pertamina di bulan ini mau launching produk baru, yaitu Bioetanol. Jadi, Pertamax kita campur dengan etanol," jelas kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam konferensi pers di Grha Pertamina, Selasa, 6 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bila dikutip dari laman Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, bioetanol merupakan jenis bahan bakar terbarukan yang diperoleh melalui fermentasi biologis bahan organik, terutama tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti jagung, tebu, sorgum, dan tanaman lainnya.
Proses fermentasi ini mengubah gula yang terkandung dalam tanaman menjadi etanol, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin kendaraan. Bioetanol menjadi salah satu bahan kimia yang ramah lingkungan karena dibuat dari bahan-bahan alam yang edible maupun non edible.
Bioetanol sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan, muncul sebagai bahan bakar alternatif. Bahan bakar jenis ini disebut bisa sebagai solusi energi terbarukan di tengah perubahan iklim dan ketergantungan tinggi pada bahan bakar fosil.
Bioetanol sendiri memiliki sejumlah manfaat bagi masyarakat dan juga lingkungan. Berikut adalah empat penggunaan bahan bakar bioetanol.
1. Menghemat Bahan Bakar dan Meningkatkan Performa
U.S Department of Energy mengungkapkan bahwa penggunaan bioetanol terhadap penghematan bahan bakar bervariasi bergantung pada perbedaan energi dalam campuran yang digunakan. Misalnya, pada E85 yang mengandung 83 persen kandungan etanol memiliki energi sekitar 27 persen lebih sedikit dibandingkan bensin.
Dampak terhadap penghematan bahan bakar berkurang seiring dengan berkurangnya kandungan etanol. Jika dioptimalkan menggunakan campuran etanol yang lebih tinggi, penghematan bahan bakar kemungkinan besar akan meningkat sebagai hasil dari peningkatan efisiensi mesin.
Etanol juga memiliki angka oktan yang lebih tinggi daripada bensin, sehingga bisa memberikan peningkatan tenaga atau kinerja mesin. Misalnya, para pembalap sering mengisi bahan bakar mobil balap mereka dengan E98 karena oktannya yang tinggi.
2. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Saat dibakar, bioetanol menghasilkan emisi karbon dioksida, tetapi jumlahnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil seperti bensin atau diesel.
Bahan baku bioetanol seperti jagung atau tebu juga bisa menyerap karbon dioksida selama fotosintesis mereka. Dengan demikian, mereka bisa membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
3. Kemandirian Energi
Bietanol memberikan harapan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri tanpa bergantung pada impor bahan bakar fosil. Dengan mengandalkan sumber daya hayati yang dapat diperbaharui, negara dapat membangun kapasitas produksi bioetanol yang lebih besar dan meningkatkan keberlanjutan energi secara keseluruhan.
4. Membuka Lapangan
Produksi etanol menciptakan lapangan kerja di daerah pedesaan yang membutuhkan kesempatan kerja. Menurut Renewable Fuels Association, produksi etanol pada tahun 2021 menyumbang lebih dari 73.000 pekerjaan langsung di seluruh negeri.
DICKY KURNIAWAN | YOLANDA AGNE
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.