Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjual knalpot lokal mengatakan mengalami penurunan penjualan semenjak Kepolisian gencar merazia sepeda motor dan mobil dengan knalpot bising.
Tidak tanggung-tangguh, dampak razia knalpot bising ini sampai menurunkan penjualan 50 persen lebih.
"Biasanya sebulan menjual sekitar 100 knalpot, tapi sekarang sebulan cuma bisa jual 20 sampai 50 knalpot saja," kata Owner Red Muffler, Rizqa Amali Asnan, kepada Tempo hari ini, Senin, 14 Juni 2021.
Rizqa menjelaskan konsumen rata-rata berasal dari kalangan anak muda yang menyukai knalpot bising. Karena takut dirazia polisi, mereka kembali menggunakan knalpot standar.
Pasar terbesar Red Muffler di daerah Jakarta, Banten, dan Bandung yang kini justru sangat ketat merazia mobil atau motor knalpot bising.
Untungnya bisnis knalpot Red Muffler masih terbantu dari penjualan ke luar daerah. Menurut Rizqa, penindakan knalpot bising daerah-daerah luar Jabodetabek dan Jawa Barat, seperti Bali dan Makassar, tidak terlalu ketat.
"Di sana ada razia tapi cuma dikenakan tilang. Tidak sampai knalpotnya disita dan dihancurkan."
Baca: Pengendara Motor Knalpot Bising Diincar Polisi, Kawasan Razia Diperluas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini