Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lambang partai merupakan ciri khas sekaligus tanda pengenal dari partai yang mengenakannya. Salah satunya adalah simbol bulan dan bintang yang menjadi identik dengan partai Islam. Dilansir dari berbagai sumber inilah sejumlah partai yang berlogo bulan dan bintang:
1. Partai Bulan Bintang
Partai Bulan Bintang atau PBB dibentuk pada 17 Juli 1998, yang kemudian dideklarasikan pada 26 Juli 1998. Selaras dengan namanya, partai ini memiliki simbol bulan bintang berwarna kuning. Partai Bulan Bintang mengambil inspirasi dari Masyumi dan menjadikannya dasar perjuangan. Kemudian berpedoman pada ajaran Islam yang bersifat universal.
Partai ini telah menjadi peserta dalam pemilihan umum sejak reformasi dimulai. Partai Bulan Bintang telah menjadi peserta dalam pemilihan umum sejak reformasi dimulai. Pada Pemilu 1999, partai ini berhasil meraih suara signifikan sekitar 2 persen dan memperoleh 13 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI. Begitu juga dengan Pemilu 2004, Partai Bulan Bintang memperoleh suara sekitar 2,62 persen dan mendapat 11 kursi di DPR.
2. Partai SIRA
Partai Solidaritas Independen Rakyat Aceh atau SIRA merupakan partai lokal asal aceh yang dideklarasikan pada 10 Desember 2007. Partai SIRA lahir dari organisasi gerakan sipil, Partai Sira mulanya bernama Sentral Informasi Referendum Aceh.
Sejarah Partai SIRA bermula dari konflik berkepanjangan di Aceh. SIRA senantiasa terlibat dalam proses perdamaian tersebut hingga mencapai kesepakatan perdamaiannya pada 15 Agustus 2005.
Saat ini partai SIRA diketuai oleh Muslim Syamsudin, dengan Muhammad Daud sebagai sekretaris jenderal. Partai ini memiliki logo berbentuk bulan sabit dengan enam bintang berwarna merah.
3. Partai Nanggroe Aceh (PNA)
Serupa dengan SIRA, Partai PNA adalah partai lokal asal Aceh. Partai ini sempat ikut dalam Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014 dan pemilihan anggota parlemen daerah Provinsi Aceh. Partai berlogo bulan dan bintang ini didirikan sekaligus diketuai Irwandi Yusuf pada 24 April 2012. Nama PNA sendiri ditetapkan pada 2 Mei 2017, yang awalnya bernama Partai Nasional Aceh.
Pada Pileg 2014 Partai Nanggroe Aceh ini tidak berhasil memperoleh suara maksimal yang dipersyaratkan oleh aturan ambang batas pemilu 2019. Alhasil, Pada Juni 2017 partai ini kembali mendaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM dan disahkan dalam dokumen SK Kemenkumham W1-306.AH.11.01 Tahun 2017.
4. Partai Darul Aceh
Partai Darul Aceh merupakan kelanjutan dari Partai Daulat Aceh yang didirikan pada 2007. Sama halnya dengan SIRA dan PNA, PDA berdiri setelah ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki pada 2005, yang mengakhiri konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pemerintah Indonesia.
Nama partai ini dirubah setelah Partai Daulat Aceh tidak berhasil memenuhi ambang batas kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sebanyak satu fraksi pada pemilu 2009. Alhasil, melalui musyawarah rakat luhak bener meriah pada September 2021, nama partai ini resmi diganti menjadi Partai Darul Aceh.
PDA memiliki simbol bulan bintang yang berada di atas pedang. Partai ini bertujuan mengadvokasi isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat Aceh, termasuk penguatan otonomi daerah, penegakan syariat Islam, dan pengembangan ekonomi daerah.
5. Partai Ummat Islam
Selanjutnya ada Partai Ummat Islam atau PUI yang memiliki lambang bulan bintang berlatar belakang hijau dan hitam. Mengutip dari p2k.unkris.ac.id, partai ini didirikan di Jakarta pada 26 Juni 1998 dengan ketua umum Prof. Dr. Deliar Noer dan Fahmi Rahman sebagai sekretaris umum.
PUI sempat andil dalam pemilihan umum 1999, dengan perolehan suara sebanyak 269.309 suara atau 0,25% dari semuanya total suara yang masuk. Partai ini pun sama sekali tak mendapatkan kursi di DPR.
6. Partai Syarikat Islam Indonesia
Urutan kelima yaitu Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 yang lahir mengacu pada pendirian Sarekat Dagang Islam pada 1905. Partai yang berlogo bulan bintang dari kalimat tauhid ini sempat berfusi dengan partai politik lainnya dan menjadi Partai Persatuan Pembangunan. Namun setelah pemerintahan Soeharto turun, muncul dua kubu PSSI, yakni PSII 1905 pimpinan Drs H Ohan Sudjana dan Partai Syarikat Islam Indonesia dibawah pimpinan Taufiq R Tjokroaminoto.
7. Partai Masyumi
Partai Masyumi didirikan pada 24 Oktober 1943. Mengutip dari laman resmi partai Masyumi, partai ini merupakan pengganti Majlisul Islamil A'laa Indonesia. Sebelumnya, Masyumi sendiri adalah federasi dari empat organisasi Islam yang terdiri dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam Indonesia.
Pada Pemilu 1955 Masyumi menjadi partai Islam terkuat, dengan menguasai 20,9 persen suara dan menang di 10 dari 15 daerah pemilihan. Namun, pada 1960 partai ini sempat dibubar paksa karena sejumlah pimpinan Partai Masyumi dituding terlibat pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI yang melawan pemerintahan Orde Lama yang dipimpin Sukarno.
KHUMAR MAHENDRA | TIM TEMPO
Pilihan Editor: Kilas Balik Wacana Koalisi Besar yang Dibilang Jokowi Cocok
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini