Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kader senior PDI Perjuangan Kota Surabaya, Saleh Ismail Mukadar, mengancam menggalang kekuatan untuk mencoblos kotak kosong pada pemilihan wali kota November 2024. Saleh mengaku kecewa karena calon wali kota Eri Cahyadi yang merupakan kader PDIP justru kerap tampil kampanye bersama pasangan calon gubernur-wakil gubernur yang diusung Koalisi Indonesia Maju Plus, Khofifah Indar Parawansa.- Emil Dardak.
Padahal, kata Saleh, PDIP jelas sudah mengusung pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans). “Dia sering sama Khofifah kalau kampanye,” kata mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP Surabaya itu saat dihubungi, Ahad, 22 September 2024.
Saleh mengaku punya banyak teman di internal PDIP yang juga sama-sama ingin mengkampanyekan coblos kotak kosong.Di luar partai, kata dia, banyak juga warga tidak puas karena Eri Cahyadi tak mampu memperjuangkan tanah Surat Ijo seperti yang dijanjikan pada 2022. “Baliho-baliho Eri juga bersama Khofifah, bukan Risma,” kata Saleh.
Namun Saleh dan pengikutnya masih mengerem niatnya karena Eri telah berjanji akan mengkampanyekan Risma dalam pemilihan gubernur serta tegak lurus pada PDIP. Saleh mengaku ragu pada janji Eri, namun ia ingin berkomitmen.
“Saya menahan diri dulu untuk tak kampanye coblos kotak kosong. Meski saya ragu dengan janji Eri itu tapi saya harus komintmen dengan janji saya,” tutur Saleh.
Sekretaris PDIP Surabaya Baktiono mengatakan PDIP bersama pasangan calon wali kota-wakil wali kota Eri Cahyadi-Armuji dan pasangan calon gubernur-wakil gubernur Tri Rismaharini-Gus Hans telah bersama-sama dengan pengurus partai tingkat kecamatan, kelurahan, RW dan RT sosialisasi ke masyarakat untuk mencoblos calon yang diusung partai politik berlambang banteng moncong putih itu.
Menurut Baktiono pasangan calon tunggal tidak langsung disahkan oleh KPU, tetapi masih dilakukan proses untuk lolos menjadi peserta pilkada. “Artinya calon tunggal tak ada yang dilanggar karena proses demokrasi masih tetap dilalui,” kata Baktiono.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan sekaligus Kepala Badan Saksi dan Pemilu Nasional PDIP Surabaya, Eusebius Purwadi, mengatakan setiap warga berhak memunculkan wacana coblos kotak kosong. Hal ini, kata mantan aktivis mahasiswa 1998 itu, menjadi refleksi semua partai politik bahwa pilpres, pileg maupun pilkada adalah kegiatan rutin konstitusi, sehingga jangan dibiarkan kegiatan pemilu tidak diisi oleh kader-kader yang disiapkan parpol menjadi pemimpin.
Menurut dia wacana coblos kotak kosong bukan fenomena baru karena hasil kotak kosong sudah dijawab oleh peraturan perundang-undangan kepemiluan. “Karena kotak kosong bukan sekedar wacana tapi sudah menjadi gerakan, kami menyiapkan strategi dan taktik untuk memenangkan Eri-Armuji dan melawan kampanye wacana kotak kosong,” kata Purwadi.
Sementara itu Eri Cahyadi mengatakan bahwa ia adalah kader PDIP, sehingga otomatis tegak lurus pada keputusan yang digariskan partai. Jika PDIP telah menugasi Risma-Gus Hans sebagai cagub-cawagub Jatim, sebagai kader Eri wajib mendukung.
“PDIP itu (mencalonkan) Bu Risma, maka saya otomatis tegak lurus, karena jiwa saya PDIP,” kata Eri seperti dipantau dari videonya.
Mengenai baliho bergambar dia dengan Khofifah yang dipasang Partai Golkar, Eri mengatakan boleh-boleh saja karena partai berlambang pohon beringin itu juga mendukung Eri-Armuji di tataran pilwali Surabaya.
“Kan tidak mungkin Golkar memasang calon wali kotanya saya, terus calon gubernurnya bukan Bu Khofifah. Ya itu yang harus disadari, bagaimana saya ini diusung oleh semua partai, dan ada partai yang berbeda dalam mengusung gubernur,” kata Eri.
Pilihan Editor: Pilkada Surabaya: Petahana Eri Cahyadi-Armuji Lawan Kotak Kosong, Semua Parpol Mengusung Mereka
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini