Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Artis Kirana Larasati memutuskan untuk keluar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Kirana mengaku keluar karena kesibukannya sehingga tak bisa mengurus partai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Alasan kenapa saya mengundurkan diri dikarenakan kesibukan-kesibukan saya," ujar Kirana seperti dalam video yang diposting di akun Instagram resminya, Kamis, 17 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai kader PDIP, Kirana mengatakan kesibukannya membuat dia tidak bisa bekerja sebagai pengurus partai. Sehingga, pekerjaannya di partai tak bisa terakomodir.
"Sehingga saya tidak bisa lagi mengakomodir pekerjaan saya sebagai petugas maupun pengurus partai," ucapnya.
Tak hanya membeberkan alasan keluar dari partai pimpinan Megawati Sukarnoputri tersebut, Kirana pun memastikan belum bergabung dengan partai lain setelah keluar dari PDIP.
Dia juga berterima kasih kepada PDIP yang memberikan kesempatannya bergabung dan mendukungnya selama ini.
"Untuk saat ini saya tidak bergabung dengan partai manapun. Terima kasih semoga PDI Perjuangan selalu berjaya, saya pamit undur diri," katanya.
Disampaikan pas di HUT RI
Sebelumnya diberitakan, Kirana menyampaikan keputusannya untuk keluar dari PDIP bertepatan dengan HUT RI ke-78 kemarin. Dia beralasan mundur karena tidak bisa lagi mengakomodir pekerjaannya sebagai petugas dan pengurus partai.
"Dirgahayu ke-78, Republik Indonesia. Di hari kemerdekaan negara Indonesia yang saya cintai ini, saya, Kirana Larasati, ingin menyampaikan bahwa saya telah mengundurkan dari partai tempat saya bernaung selama ini, PDI Perjuangan," kata Kirana seperti dalam video yang diposting di akun Instagram resminya, Kamis kemarin, 17 Agustus 2023.
Selanjutnya: Rekam jejak Kirana di PDIP
Rekam jejak Kirana di PDIP
Berdasarkan catatan Tempo, Kirana sempat maju menjadi calon legislatif (caleg) dari PDIP Daerah Pemilihan I Jawa Barat pada 2019. Saat itu, perempuan kelahiran 1987 ini mengaku menikmati dunia barunya di bidang politik.
"Mungkin ini memang passion ya, ketika masuk malah menjadi sangat suka gitu," katanya, Kamis, 21 Maret 2019.
Tak hanya itu, Kirana juga sempat mengungkapkan diskriminasi terhadap profesinya sebagai artis yang acapkali membuatnya dipandang sebelah mata.
Namun, Kirana mengaku tidak terusik dengan hal tersebut. Dia justru akan membuktikan jika selebritas juga memiliki kapabilitas dalam kancah politik Indonesia. "Pemilihan kita akan menjadi kontestasi yang mendekati adil," ucap dia.
Melalui kesempatan pertamanya terjun ke politik, Kirana mengusung misi mengangkat derajat kaum perempuan serta memajukan Kota Bandung bersama kaum muda atau milenial.
"Karena banyak potensi yang bisa digali dari kaum milenial dan yang lebih menariknya lagi milenial ini sungguh kreatif dan banyak yang sukses," ujarnya.
Ia juga berharap kalangan milenial agar lebih melek politik. "Sebagai contoh, harga kopi yang kita minum di pagi hari itu, harganya ditentukan oleh kebijakan politik yang ada. Jadi kalau kamu hanya bisa protes dan tidak mau ikut campur, itu salahnya di kamu. Seperti itu aku berusaha memberikan pemahaman politik seperti itu," ungkapnya.
Berdasarkan unggahan di media sosial miliknya, Kirana terlihat aktif sebagai penyelam. Ia pun membintangi beberapa film. Salah satunya adalah film ‘48 Jam untuk Indah’ pada 2022.
CHITRA PARAMAESTI | ANDRY TRIYANTO
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.