Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
HINGGA sekitar pukul satu dinihari, Selasa pekan lalu, Dyah Sujirah belum tidur. Dia memelototi layar laptop cicilan yang belum lunas. Perempuan yang biasa disapa Sipon itu membuka-buka akun Facebook anak sulungnya, Fitri Nganthi Wani. Dibacanya tulisan, ”Gak bisa mikir ya, mikirin Mbah Kakung mau jadi pahlawan.” Tahulah dia, Soeharto masuk daftar calon pahlawan nasional dari Kementerian Sosial. ”Saya ingin marah, tapi pada siapa,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo