EMPAT hari sebelum hari pernikahannya, Miskan Kartidjo, 25, menerima panggilan untuk melunasi pajak. Maka, pada Selasa 6 Maret itu, pemuda transmigran yang menetap di Desa Nonapan II, Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, itu pun ikut berbaris bersama para wajib pajak lainnya di depan balai desa. Miskan yang bekerja sebagai tukang sol sepatu itu memang belum melunasl pajak tahun 1983/1984 sebesar Rp 3.500.- Hari itu dia telah mengantungi Rp 5.000 buat membayar pajaknya. Di balai desa itu telah menunggu H. Pontoh, camat Poigar, yang dikenal giat menagih langsung tunggakan pajak. Menurut beberapa saksi mata, begitu sampai giliran Miskan, sang camat langsung menyambutnya dengan tamparan. Dua kali tamparan bisa dikelit Miskan. Tapi sebuah tinju dari camat yang berbadan kekar ini tak bisa dielakkannya. Begitu dadanya tertinju, Miskan langsung roboh. Semula ia dikira pingsan, tapi setelah diketahui bahwa pemuda kerempeng itu ternyata meninggal, semua orang panik. Mayat Miskan kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi. Esoknya jenazahnya dimakamkan. Kamis siang, Pontoh menyerahkan jabatannya kepada penggantinya, Lomban. Bupati Bolaang Mongondow H.J.A. Damopolii segera setelah itu menyerahkan Pontoh kepada Kapolres Letnan Kolonel G. Monde untuk ditahan. Menurut sebuah sumber, Pontoh dikenal sebagai "Ken Norton dari Poigar", karena sering meninju mereka yang dianggapnya pembangkang pajak. Ia pernah diskors karena ulahnya itu. Pengumpulan pajak di Kabupaten Bolaang Mongondow memang kurang menggembirakan. Tahun lalu, misalnya, tercatat tunggakan Rp 800 juta. Karena itu, bupati sering memecut bawahannya agar menggalakkan pengumpulan pajak. "Tapi tidak ada tekanan sama sekali agar mereka memburu pajak. Saya cuma mengingatkan bahwa sisa pajak yang mesti masuk harus bisa diselesaikan sebelum tahun anggaran 1983/1984 berakhir," kata Bupati Damopolii. Dalam sel tahanan, yang beberapa hari sebelumnya diresmikannya sendiri, Pontoh tampak tenang. "la bersikap seperti tidak ada apa-apa," kata seorang polisi. Ternyata, cuma lima hari "Ken Norton" ini mendekam dalam sel. Ia kemudian mendapat status tahanan rumah. Kasusnya, menurut pihak kepolisian, sedang dalam pengusutan. Damopolihii sendiri setelah peristiwa itu sempat bicara dari hati ke hati dengan Pontoh. Katanya, Pontoh sekadar melaksanakan anjurannya agar kekurangan pajak bisa masuk sebelum akhir tahun anggaran. Tapi, ia terpancing dan terbawa emosi sehingga mengakibatkan peristiwa itu. Pontoh sendiri mengatakan sangat menyesal atas perbuatannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini