Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 32.000 mahasiswa akan mulai menjalankan Kampus Mengajar Angkatan 7 yang merupakan program unggulan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Mereka akan disebar di 7.000 sekolah di seluruh Indonesia untuk membantu proses belajar mengajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengingatkan kepada para peserta akan dampak baik dari Program Kampus Mengajar ini. “Dalam kurun waktu tersebut kehadiran program ini telah banyak membantu mahasiswa dalam meningkatkan kompetensinya, memperkuat karakternya, dan menumbuhkan kesadaran akan persoalan nyata dunia pendidikan di berbagai pelosok Indonesia," kata dia dalam keterangannya, Sabtu, 24 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Nadiem menyebut keberadaan Program Kampus Mengajar memberikan dampak yang signifikan pada pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah, terutama sekolah-sekolah yang ada di wilayah 3T. Hal itu dapat terlihat dari peningkatan peringkat literasi dan numerasi Indonesia dalam ranking Programme for International Student Assessment (PISA).
Menurut Nadiem, raihan tersebut tak lepas dari kontribusi seluruh mahasiswa alumni Kampus Mengajar yang ikut meningkatkan inovasi pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah penugasannya masing-masing.
“Besar harapan saya adik-adik mahasiswa yang telah lolos seleksi dan siap mengikuti Program Kampus Mengajar Angkatan 7 bisa melanjutkan dan memperkuat hasil positif tersebut. Saya yakin adik-adik semua adalah sosok yang berdedikasi tinggi dan ingin terlibat dalam transformasi pendidikan yang sedang kita gencarkan bersama,” kata Nadiem.
Pelepasan 32.000 mahasiswa untuk program Kampus Mengaja ini diselenggarakan luring di 34 provinsi secara serempak. Program ini telah berjalan hingga enam angkatan dan setiap tahunnya mengirim mahasiswa untuk ikut mengajar di sekolah pelosok.