Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama 5 hari Indonesian Youth Marine Debris Summit (IYMDS) mengelar pertemuan puluhan pemuda peduli sampah laut di Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta Utara. Acara yang dimulai 24 sampai 29 Oktober 2017 ini digagas oleh Divers Clean Action (DCA) dengan agenda mempertemukan puluhan anak muda yang merupakan pelopor mengatasi masalah sampah laut (marine debris) di Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Gene Adhiyasa, Project Officer IYMDS, sampah laut menjadi persoalan serius yang harus diatasi oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan temuan Jenna Jambeck, seorang peneliti dari Amerika Serikat, Indonesia sebagai penyumbang sampah laut nomor 2 di dunia setelah Cina.
Baca: Masalah Sampah Laut, Ini yang Dilakukan Sejumlah Pemuda
Volume sampah laut yang dihasilkan penduduk Indonesia, menurut penelitian Jambeck, mencapai 1.3 ton setiap tahunnya. Masalahnya, sampah di laut pada akhirnya akan membahayakan kesehatan manusia. Sebab, ikan yang menjadikan sampah sebagai makanan itu akan dikonsumsi manusia.Penyelam menunjukkan sampah botol miras yang diambil dari dasar laut pulau Samalona saat berpartisipasi dalam kegiatan bersih pulau bertajuk Save Our Seas, di Makassar, Sulawesi Selatan, 6 Agustus 2017. Aksi ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. TEMPO/Iqbal Lubis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Atas dasar itu, kami percaya bahwa generasi muda harus mengambil tindakan cepat dan menjadi pionir perubahan pada masalah lingkungan, khususnya sampah laut,” kata Gerne dalam rilisnya yang diterima Tempo, Rabu, 25 Oktober 2017.
Dijelaskannya, pemuda yang terlibat dalam kegiatan IYMDS akan mencari solusi permasalahan sampah laut melalui serangkaian acara seperti workshop, field trip, dan membuat action plan. Workshop diadakan selama empat hari mencakup diskusi dan seminar interaktif. Peserta mempunyai kesempatan belajar dari para ahli dan praktisi.
Sedangkan field trip melibatkan kegiatan menyelam dan snorkelling di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Untuk action plan, peserta yang berjumlah 65 pemuda bakal menerapkan rencana besarnya itu di daerah masing-masing. Peserta dibekali pendanaan selama satu tahun, yang dimonitor langsung oleh mentor dan praktisi.Aktivis mengumpulkan sampah di dasar laut saat berpartisipasi dalam kegiatan bersih pulau bertajuk Save Our Seas, di Pulau Samalona, Makassar, Sulawesi Selatan, 6 Agustus 2017. ANTARA/Dewi Fajriani
Pada saat malam pembukaan IYMDS Selasa, 24 Oktober 2017, mantan Menteri Kelautan Sarwono Kusumaatmadja mendukung kegiatan tersebut. “Acara ini saya rasa sangat penting bagi kita yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Namun, sampai saat ini belum memberikan perhatian cukup terhadap masalah pencemaran lingkungan di laut termasuk soal sampah,” kata Sarwono.
Masalah sampah laut, Sarwono menjelaskan, harus cepat ditangani karena pada saat yang sama Indonesia sedang giat membangun infrastruktur melalui program poros maritim dan tol laut. “Sehingga tekanan terhadap ekosistem laut juga makin besar dan masalahnya kian kompleks. Saya salut pada generasi muda Indonesia sebagai pelopor terhadap masalah ini.”
Divers Clean Action merupakan organisasi dan komunitas pemuda yang berfokus terhadap isu sampah laut. Lembaga ini menjalin kerja sama di bidang penelitian mengenai sampah laut dengan beberapa universitas dan melibatkan lebih dari 500 sukarelawan di seluruh Indonesia.