Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

5 Poin Pidato Politik Megawati Saat Perayaan HUT PDIP ke-52

Perayaan HUT PDIP ke-25 digelar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Megawati sampaikan pidato politiknya.

12 Januari 2025 | 05.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato dalam HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, 10 Januari 2025. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PDIP merayakan ulang tahunnya yang ke-52, sebuah momen spesial yang ditandai dengan pidato politik dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Acara ini berlangsung di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pidatonya, Megawati menyampaikan berbagai isu penting, mulai dari pemulihan nama Bung Karno hingga hubungannya dengan Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, ia juga menyinggung kasus yang melibatkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara ini dihadiri oleh sejumlah petinggi PDIP, termasuk Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Prananda Prabowo, Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey, serta Gubernur Jakarta Pramono Anung. Megawati tampil mengenakan pakaian bergaris merah dan hitam. Dalam sesi pemotongan tumpeng, Megawati memberikan potongan pertama kepada Sidarto Danusubroto, anggota Dewan Pertimbangan Presiden era Joko Widodo. Berikut lima poin utama dari pernyataan Megawati dalam acara tersebut:

1. Ucapan Terima Kasih Megawati kepada Prabowo

Megawati secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas responsnya terhadap surat pimpinan MPR RI terkait pemulihan nama baik Presiden RI pertama, Sukarno. Ia mengapresiasi dicabutnya TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 yang sebelumnya memuat tuduhan pengkhianatan terhadap Bung Karno. Megawati juga mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah mendukung pelurusan sejarah ini.

“Kebijakan pimpinan MPR dan Presiden Prabowo tersebut harus menjadi momentum rekonsiliasi nasional,” kata Megawati dalam pidato pembukaan HUT PDIP ke-52 pada Jumat, 10 Januari 2025.

2. Megawati Kritik terhadap KPK Dalam pidatonya

Megawati mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dianggap hanya menyasar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sementara banyak kasus lain yang terabaikan. Ia mempertanyakan mengapa kasus-kasus lain yang telah menetapkan tersangka tidak mendapatkan perhatian yang sama.

Megawati juga menyebut bahwa perkembangan kasus Hasto tidak terlihat jelas di media, dan ia menegaskan bahwa rasa takut yang dirasakan oleh kader PDIP hanyalah sebuah ilusi.

“KPK mosok enggak ada kerjaan lain, yang dituding yang diubrek hanya Pak Hasto,” kata Megawati dalam pidatonya.

3. Bantah Musuhan dengan Prabowo 

Megawati menepis anggapan bahwa hubungannya dengan Presiden Prabowo Subianto sedang tidak baik. Ia menjelaskan bahwa mereka tetap memiliki hubungan yang baik sebagai sesama ketua umum partai. Dalam pidatonya, Megawati juga menyebutkan bahwa Prabowo sangat menyukai nasi goreng buatannya dan sempat meminta agar ia memasaknya kembali.

4. Kebersamaan Megawati dengan Puan Maharani 

Pada acara ini, Megawati terlihat bergandengan tangan dengan Puan Maharani saat memasuki lokasi. Momen kebersamaan ini menonjolkan hubungan erat antara keduanya sebagai pemimpin partai. Megawati duduk di kursi yang telah disediakan, dengan Puan di sisi kirinya dan Prananda Prabowo di sisi kanannya.

5. Candaan Megawati Mengenai Posisi Ketua Umum 

Megawati menyampaikan candaan mengenai adanya pihak yang ingin menggantikan posisinya sebagai Ketua Umum PDIP. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak tertarik untuk terus menjabat jika kader partainya tidak menunjukkan semangat. Megawati juga meminta pendapat para kader mengenai calon yang ingin menjadi Ketua Umum, sambil bercanda bahwa ia tidak akan mendukung jika kader tidak antusias.

Dengan pidato yang penuh semangat dan humor, Megawati berhasil menyampaikan pesan-pesan penting kepada kader dan masyarakat. Acara ulang tahun ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momen refleksi dan penguatan solidaritas dalam tubuh PDIP.

“Katanya minta saya (jadi) ketua umum lagi, ketum lagi tapi nek anak buahku ngene wae, emoh (kalau anak buah saya seperti ini, tidak mau),” ujar Megawati.

“Tapi terus ada yang kepengin (jadi ketum PDIP), ha-ha, gila,” kara dia menambahkan, diikuti derai tawa.

Dia pun menanyakan kepada jajaran Dewan Pimpinan Pusat PDIP yang hadir di lokasi HUT partai itu. “Mau tidak sama yang kepengin itu?” tanya Megawati.

“Tidak,” jawab para elite PDIP.

Daniel Ahmad Fajri, Sandi Prastanto, dan Hamman Izzudin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus