Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Ada Yang Terlantar

Dana inpres yang cukup besar, direncanakan untuk berbagai proyek pembangunan di kabupaten Asahan. Beberapa proyek terlantar atau terpaksa ditunda karena ulah pemborong yang tak bertanggung jawab. (dh)

27 Desember 1975 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK tahun anggaran 1975/1976 ini Kabupaten Asahan kejatuhan dana Inpres cukup besar juga, hampir Rp 600 juta. Tak heran kalau sejak pertengahan Nopember yang lalu, Bupati H. Abdul Manan mulai sibuk meresmikan berbagai proyek yang sudah selesai dibangun dengan biaya Inpres tersebut. Bagi sarana pendidikan saja Asahan mendapat dana sebesar Rp 340 juta yang digunakan untuk membangun 75 buah gedung SD dan merehabilitasi 80 buah bangunan SD yang selama ini sudah parah keadaannya. Sedang bagi sarana kesehatan rakyat kabupaten ini mendapat bagian ebesar Rp 49 juta di luar biaya obat-obatan Inpres sebesar Rp 30 juta. Dengan uang tersebut telah dibangun proyek pompanisasi dan Puskesmas di 2 kecamatan yaitu Medang Deras dan Buntu Pane yang menghabiskan biaya sebesar Rp 32 juta seluruhnya. Masih dalam bidang sarana kesehatan rakyat, telah dibangun pula 1000 buah jamban dan 40 buah sumur pompa tangan yang lokasinya terserak di seluruh Kabupaten dengan menelan biaya sebesar Rp 19 juta. Dan bagi sarana pertanian rakyat - juga dari dana Inpres Pemda setempat telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 99 juta. Dengan perincian Rp 44 juta untuk membangun Pabrik Pengolahan Udang di desa pantai Perupuk Kecamatan Limapuluh, Rp 25 juta bagi pembangunan tanggul di 2 Kecamatan yaitu Pulau Raja dan Air Putih serta Rp 30 juta untuk membangun dam di 3 Kecamatan, Bandar Pulau, Sei Kepayang dan Air Batu. Belum lagi biaya membenahi kota Kisaran yang sedang dipersiapkan sebagai ibukota Kabupaten Asahan itu. Sekitar Rp 82 juta telah dikeluarkan untuk membangun terminal bis dan pengaspalan jalan-jalan serta membangun riolering. Konon terminal bis yang dibangun dengan biaya Rp 36 juta ini merupakan terminal termolek di seluruh kawasan Sumatera Utara. Namun demikian, menilik banyaknya proyek yang akan diresmikan bukan tak mungkin Bupati Manan dalam bulan-bulan terakhir ini akan menghabiskan hari-harinya dalam meresmikan berbagai proyek tersebut. Tapi ini tak berarti semua beres. Ada beberapa proyek yang akhirnya terpaksa tertunda atau boleh disebut nyaris terlantar. Di Sei Kepayang misalnya, 3 buah bangunan gedung SD yang seharusnya selesai akhir Nopember yang lalu--sesuai dengan kontrak yang dibuat oleh CV Panca Ganda dengan Pemda Kabupaten Asahan -- sampai sekarang belum sempat dijamah kontraktor tersebut. Begitu pula rehabilitasi 6 buah gedung SD--juga di Sei Kepayang belum 30% pekerjaannya selesai, Pemborong CV Harapan Tanjung Balai telah kabur. Kebetulan baik CV Panca Ganda maupun CV Harapan dipimpin oleh orang yang sama yaitu Suhaimi Arda. Menurut sas-sus berbagai pihak, larinya Suhaimi ini karena keliwat banyak mengeluarkan cek tanpa dana di BRI alias cek kosong. Bahkan Kepala BRI Tanjung Balai M. Drmawijaya dalam keterangan nya kepada Pembantu TEMPO Amran Nasution juga mengatakan hal yang sama "dia lari karena cek kosong", tutur Darmawijaya. Keadaan ini tentu saja membuat Bupai jengkel. Apalagi dengan melihat adanya 6 buah bangunan SD di Kecamatan Air Putih yang tak sesuai dengan bestek yang sudah ditentukan. Tak urung Bupati segera memerintankan agar membongkar kembali bangunan tersebut. Demikian pula dengan proyek pompanisasi yang dikerjakan CV Tani Mulya di Kecamatan Medang Deras, belum sempat proyek tersebut diserah terimakan kepada Pemda sebagian bangunannya sudan rontok dilanda air laut yang sedang pasang. Lain lagi dengan proyek pengerasan jalan sepanjang 6 Km di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge--juga dari biaya Inpres--yang terlantar. Menurut sumber Kantor Bupati sisa uang yang masih ada di kas hanya tinggal 5% yang belum diambil pemborongnya. Padahal masih memerlukan biaya yang besar, karena yang ada di proyek tersebut baru batu-batu padas tersusun dan belum digiling. Meskipun demikian khusus tentang terlantarnya beberapa bangunan seholah dasar, Humas Kabupaten Asahan Irawan Mehta rupanya cukup optimis, "tak ada yang perlu dikhawatirkan sebelum kalender 75 tutup semua sudah selesai", katanya kepada Arman Nasution pembantu TeMPO. Mudah-mudahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus