Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Ahok: Di Tahanan Enggak Boleh Mikir Apapun yang Tak Bisa Didapat

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan selama di tahanan tak boleh memikirkan apapun yang tak bisa didapat.

18 Februari 2020 | 03.52 WIB

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meluncurkan buku "Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob." TEMPO/Charisma Adristy
Perbesar
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meluncurkan buku "Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob." TEMPO/Charisma Adristy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan selama di tahanan ia mencoba tak memikirkan apapun yang tidak mungkin didapatkan. “Jadi di dalam tahanan itu tidak boleh mikir apapun yang enggak bisa kita dapat,” kata Basuki saat peluncuran buku "Panggil Saya BTP" di kantor Tempo pada Senin, 17 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Basuki mengatakan hal-hal sepele bisa memancing amarahnya selama minggu-minggu pertama di tahanan. Urusan membayangkan luas sebuah restoran cepat saji yang ada di depan Mako Brimob, misalnya, pun bisa membuat Basuki senewen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan pernah hampir mati karena tekanan darahnya yang rendah saat baru pertama kali ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada 2017. “Tensi saya pernah 70/50. Hampir mati. Karena stres di titik nadir (titik terendah dalam kehidupan) saya,” kata Ahok.

Basuki mengatakan, jika tensi darahnya tidak juga naik, akibatnya bisa menjadi gila atau depresi. Kemudian, Ahok mengatakan bahwa ada seorang dokter top di Mako Brimob datang dan melakukan cek berkala. Dokter bernama Nova itu tidak memberikan obat. Sang dokter hanya duduk, membuat teh manis hangat, minum, lalu bertanya bagaimana Ahok membentuk pasukan warna-warni Jakarta.

“Wah langsung saya cerita. Pas tensi, sudah 60. Sudah naik 70, 90. Dia bilang, ‘sudah saya tinggal dulu ya’. Dia sudah yakin pasti naik,” katanya.

Tak hanya tekanan darah yang turun, Ahok juga sulit tidur lelap. Dua pekan pertama di Mako Brimob, Basuki selalu terbangun tiap satu jam. Kemudian, ia mulai merasakan sakit dan nyeri di dada. “Terus ini panas. Saya pikir waduh ini kata orang kalau sakit dada, nyeri, jantung ini. Saya panggil penjaga,” katanya.

Penjaga tahanan, kata Ahok, mengatakan bahwa sakit yang dialami mantan Gubernur DKI Jakarta ini merupakan hal yang biasa karena kerap dialami semua orang yang baru pertama kali dipenjara. Saat ditawari untuk memanggil dokter, Ahok pun mengurungkan niatnya berobat.

 

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus