Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Akurasi Alat Rapid Test yang Dipakai Istana Diduga Rendah

Investigasi Majalah Tempo bersama Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menemukan tingkat akurasi Rapid Test merek Biozek rendah.

11 Mei 2020 | 09.41 WIB

Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) kepada warga yang terjaring razia pembatasan aktivitas malam hari di Polrestabes Surabaya, Ahad, 3 Mei 2020. Sebanyak 171 orang di wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo menjalani rapid test COVID-19 serta pemeriksaan lebih lanjut setelah terjaring razia yang digelar oleh pihak kepolisian tersebut. ANTARA/Didik Suhartono
Perbesar
Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) kepada warga yang terjaring razia pembatasan aktivitas malam hari di Polrestabes Surabaya, Ahad, 3 Mei 2020. Sebanyak 171 orang di wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo menjalani rapid test COVID-19 serta pemeriksaan lebih lanjut setelah terjaring razia yang digelar oleh pihak kepolisian tersebut. ANTARA/Didik Suhartono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Investigasi Majalah Tempo bersama Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menemukan tingkat akurasi alat tes cepat atau rapid test merek Biozek diragukan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu yang menggunakan alat tes cepat ini adalah Istana Kepresidenan. Protokoler Istana memakai Biozek untuk mengetes antibodi tamu yang datang. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono ketika ditanya soal ini hanya menjawab, “Tamu di-rapid test."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Seorang pejabat negara yang pernah ditemui Tempo pun menggunakan Biozek. Ketika berkunjung ke rumahnya, Tempo mesti menjalani uji cepat dengan alat itu.

Seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 9 Mei 2020, Kimia Farma telah mengimpor 300 ribu rapid test dengan merek Biozek dari Belanda. 

Namun Tempo dan OCCRP menemukan jika alat itu diduga diproduksi di Cina oleh Hangzhou AllTest Biotech Co Ltd. Alat tes cepat ini kemudian hanya dikemas ulang dengan merek Biozek oleh Inzek International Trading BV di Apeldoorn, Gelderland, Belanda.

AllTest, juga Inzek, mengklaim alat uji cepat tersebut memiliki akurasi hingga 92,9 persen untuk mendeteksi immunoglobulin M (IgM) dan 98,6 persen untuk mendeteksi immunoglobulin G (IgG).

Sejumlah penelitian menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian Profesor Sir John Bell dari Oxford University menunjukkan tingkat akurasi peralatan uji cepat itu jauh lebih rendah.

Buntut dari penelitian ini, Inggris membatalkan pembelian jutaan alat tes asal Cina tersebut. Menanggapi laporan itu, AllTest menyatakan produknya tidak cocok untuk penyaringan awal melainkan sebagai metode tambahan untuk tes lain.

Hingga Rabu pekan lalu, Kimia Farma telah mendistribusikan 181 ribu alat uji Biozek ke 58 rumah sakit dan 28 Dinas Kesehatan di berbagai wilayah. Baca laporan lengkapnya di Majalah Tempo edisi "Tergelincir di Apeldoorn".

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus