Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

BEM UI Kritik Tajam Jokowi-Ma'ruf, Berikut Rincian Kritiknya Sejak 2021

BEM UI dikenal memiliki suara lantang dalam mengkritik Pemerintah. Simak rincian kritik mereka.

29 Oktober 2022 | 21.23 WIB

Massa aksi menampilkan poster sindiran dalam aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022. Massa dari BEM UI dan berbagai aliansi mahasiswa menggelar demo untuk menentang Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP). TEMPO/Muhammad Syauqi Amrullah
Perbesar
Massa aksi menampilkan poster sindiran dalam aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022. Massa dari BEM UI dan berbagai aliansi mahasiswa menggelar demo untuk menentang Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP). TEMPO/Muhammad Syauqi Amrullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Badan Eksekuif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dikenal memiliki suara lantang dalam mengkritik Pemerintah. Beberapa saat lalu viral postingan mereka di Instagram yang menyindir Presiden RI Joko Widodo. Apa saja kritik tajam mereka?

  1. The King of Lip Service

Juni 2021 lalu, postingan Instagram BEM UI menuai viral. Dalam kesempatan itu, mereka memasang meme Jokowi dengan tulisan “The King of Lip Service”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bila diartikan, intinya mereka menyampaikan bahwa Jokowi merupakan pembohong dan memasang janji-janji semata. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Buntut dari peristiwa kala itu, BEM UI mendapatkan panggilan dari pihak rektorat. Rektorat menilai kritik BEM UI dalam poster tersebut menyalahi aturan. Pemanggilan itu diketahui dari surat yang ditandatangani Direktur Kemahasiswaan UI, Tito Latif Indra pada 27 Juni 2021. 

Surat itu ditujukan kepada pengurus BEM UI, seperti Ketua, Wakil Ketua, Koordinator Bidang Sosial Politik, Kepala Kantor Komunikasi dan Informasi. Kemudian, Kepala Departemen Aksi dan Propaganda, Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda. Selain mereka, Ketua dan dua Wakil Ketua DPM UI juga dipanggil. 

Saat itu, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Universitas Indonesia Amelita Lusia menjelaskan, kritik BEM UI itu dinilai kurang tepat dalam penyampaiannya karena menggunakan foto Jokowi sebagai meme. Padahal, menurut Amelita, presiden merupakan simbol negara. Sehingga melanggar peraturan yang ada.

Diminta pihak Rektorat untuk menghapus postingan tersebut, Ketua BEM UI kala itu, Leon Alvinda Putra menolak. Menurut Leon, meme Jokowi menjadi media penyampaian propaganda agar bisa memunculkan diskursus atas kritik yang disampaikan. 

  1. “Selamat datang di era kemunduran” 

Pada April 2022, BEM UI kembali menyentil pemerintahan Jokowi. Melalui akun media sosial, mereka mengunggah sebuah video yang memperlihatkan sosok Jokowi. Dalam video tampak presiden berpakaian setelan jas berjalan mundur hingga di pinggir jurang. Pada bagian latar belakang, terdapat tulisan ‘Menuju Indonesia Mundur’. 

Untuk memperjelas maksud sindiran, BEM UI kemudian menambahkan kutipan dalam unggahan di Instagram pada Senin, 11 April 2022 itu. “Selamat datang di era kemunduran, saat negara hukum justru melanggengkan jahatnya kekuasaan.” BEM UI mengungkapkan, sudah hampir delapan tahun rezim kepemimpinan Jokowi berkuasa di Indonesia. “Selama itu juga, Indonesia terus dihiasi dengan banyak janji-janji manis tak terlaksana juga kebijakan yang menyiksa.”

Yang terbaru, di postingan mereka pada 26 Oktober lalu, BEM UI juga...
 

  1. A Hopeless Era

Yang terbaru, di postingan mereka pada 26 oktober lalu, BEM UI juga mempertanyakan kepemimpinan 3 tahun Jokowi-Ma’ruf dengan judul besar “A Hopeless Era”. 

Pada postingan yang sama, mereka menjawab pertanyaan tersebut dengan lima kritik mereka. Antara lain:

a. Bisa memukul dan membunuh rakyat

Dalam statement nya kali ini, BEM UI mengangkat tindakan represif yang kerap dilakukan oleh aparat dan berlawanan dengan prinsip-prinsip HAM. Menurut mereka, setidaknya ada 27 dugaan rekayasa kasus yang dilakukan Polri sepanjang 2019-2022. 

BEM UI juga menambahkan, Polisi kerap kali menggunakan kekerasan dan tidak patuh pada Perkap No. 1 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian. Kekerasan lain menurut mereka termasuk penggunaan senjata api, kekuatan yang berlebihan dan tidak terukur.

b. Bisa membungkam dan membatasi ruang demokrasi

Kali ini, kasus kebebasan berpendapat yang disorot oleh BEM UI cukup beragam. Contohnya penangkapan 8 Mahasiswa saat demo di makasar, penangkapan 97 orang dalam demo hari buruh, hingga Mahasiswa UNS yang ditangkap saat membawa poster kritik Jokowi.

c. Bisa melemahkan pemberantasan korupsi

Yang disorot dalam poin ini adalah pelemahan pemberantasan korupsi KPK. Menurut mereka, pada awalnya Jokowi menegaskan bahwa Pemerintah akan serius dalam memberantas korupsi. 

Namun, kenyataan berbanding terbalik. Mereka mengamati peristiwa KPK saat ini di era Firli yang setop penyilidikan 36 kasus, hingga ICW yang mengatakan Presiden tak berani tolak upaya pelemahan KPK.

d. Bisa melupakan tragedi kemanusiaan

Tragedi kemanusiaan memang tak henti menjadi perhatian Mahasiswa, tak terkecuali BEM UI. Lewat postingan yang sama, mereka menyoroti penanganan kasus kemanusiaan yang masih belum terselesaikan. Mereka menyebutkan, dari 15 kasus pelanggaran HAM berat, hanya 3 perkara yang tuntas.

Pemindahan Ibu Kota Negara masih segar dalam...
 

e. Bisa memindahkan Ibu Kota Negara (IKN)

Pemindahan Ibu Kota masih segar di ingatan. Sejak 18 Januari 2022, RUU IKN telah resmi menjadi UU IKN setelah DPR menandatanganinya.

Namun menurut BEM UI, permasalahan tidak berhenti disana. Beragam konflik yang timbul dari pemindahan IKN menjadi sorotan mereka. Seperti biaya pembangunan IKN yang kurang, hingga masyarakat adat di lokasi IKN yang belum mendapat perlindungan hukum.

Yang terakhir, mereka juga tidak ketinggalan untuk mengatakan Pemerintah bisa membohongi rakyat. Pada bagian ini, BEM UI mengangkat ulang isu kenaikan BBM yang sebelumnya dijamin oleh Presiden untuk tidak akan naik hingga akhir tahun. Namun nyatanya, belum sampai akhir tahun BBM sudah naik. 

Tanggapan Setneg 

Staf khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini merespons kritik dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia atau BEM UI terhadap pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin. Sebelum masuk ke pemerintahan, Faldo dulunya juga Ketua BEM UI.

"Isi kritiknya sih mirip-mirip akun-akun medsos antipemerintah lainnya, tapi ya bagus-bagus saja," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 25 Oktober 2022, "BEM UI akan selalu bisa sampaikan pendapat dengan bebas. Demokrasi kita berjalan baik, tidak ada kekhawatiran."

Menurut eks Politikus Partai Amanat Nasional atau PAN ini, politik Indonesia butuh pikiran segar. "Nanti, jangan sampai berakhir jadi Badan Eksekutif Meme UI. Negara butuh BEM UI," ujarnya.


DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca : Tanggapi Kritik Tajam BEM UI, Setneg: Mirip Akun Medsos AntiPemerintah



Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus