Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bicara Hubungannya dengan Jokowi, Prabowo Singgung Politik Devide et Impera

Prabowo mengatakan hubungan dirinya dengan Jokowi baik-baik saja. Bahkan, Prabowo terus terang bahwa dirinya belajar politik dari Jokowi.

10 Februari 2025 | 18.02 WIB

Presiden Prabowo Subianto, memberikan pengarahan Presiden kepada Komandan Satuan TNI, di Istana Bogor, 7 Februari 2025. TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto, memberikan pengarahan Presiden kepada Komandan Satuan TNI, di Istana Bogor, 7 Februari 2025. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyebut ada pihak yang ingin memisahkan dirinya dengan Jokowi. Menurut Prabowo, itu bisa memecah belah Indonesia seperti jaman kolonial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama Pak Jokowi. Lucu juga untuk bahan ketawa boleh, tapi jangan. Kita jangan ikut memecah belah, itu kegiatan mereka-mereka yang tidak suka dengan Indonesia," kata Prabowo saat memberi sambutan pada Kongres XVIII Muslimat NU di Jatim Expo Surabaya, Senin 10 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Prabowo mengatakan hubungan dirinya dengan Jokowi baik-baik saja. Bahkan, Prabowo terus terang bahwa dirinya belajar politik dari Jokowi.

Karenanya, Prabowo ingin Jokowi tetap dihormati sebagai Presiden RI ke-7. “Kalau politik, saya belajar dari Pak Jokowi. Nggak usah malu-malu lah (mengakui). Kadang-kadang orang kalau sudah nggak berkuasa, mau dikuyu-kuyu, dijelek-jelekin, jangan. Kita hormati semua," ucap Prabowo.

Menurut Prabowo, sikap pihak yang ingin memisahkan dirinya dengan Jokowi mirip devide et impera zaman kolonial. Hal itu dinilai strategi untuk memecah-belah lalu menguasai bangsa Indonesia.

"Dari ratusan tahun, devide et impera itu taktik atau strategi untuk memecah bangsa Indonesia. Tidak usah dihiraukan," tegas Prabowo.

Selain itu, Prabowo kembali mengucapkan selamat kepada Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur 2024-2029. Khofifah juga dianggap berjasa karena pernah menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Timur.

Prabowo mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu mengenal Khofifah sebelumnya. Namun, dirinya diperintah Jokowi untuk menghadap Khofifah sebelum Pilpres.

"Saya sebenarnya tidak terlalu dekat dengan Bu Khofifah. Saya baru jumpa baru menjelang Pilpres. Yang suruh saya menghadap Bu Khofifah itu Pak Jokowi. Bener?" ungkapnya di hadapan Khofifah.

Prabowo pun mengaku senang didukung Khofifah saat itu. Sebab, Khofifah dianggap menguasai kondisi berbagai sektor di Jawa Timur.

"Untung beliau dukung saya kemarin itu. Saya nggak boleh cawe-cawe, boleh nggak? Saya bicara apa adanya. Itu keyakinan saya. Jadi kita harus biasa bicara apa adanya, yang benar itu benar, yang tidak benar ya tidak benar," tandasnya.

Pada akhir pidatonya, Prabowo menyampaikan terima kasih kepada Muslimat NU. Prabowo juga mengatakan bahwa Khofifah ibarat anggota TNI bintang 4 atau jenderal yang memiliki jutaan massa.

"Anggotanya sekian puluh juta. Panglima TNI kalah sama TNU (Tentara Nahdlatul Ulama," kata Prabowo.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus