Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

BNPB Ungkap Penyebab Jatuhnya Korban Jiwa saat Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki

Kepala BNPB Suharyanto, mengungkap penyebab jatuhnya korban jiwa dalam bencana letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di

7 November 2024 | 11.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, membeberkan penyebab jatuhnya korban jiwa dalam bencana letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Salah satu penyebabnya karena masyarakat banyak yang bermukim di dalam radius 7 kilometer dari kawah aktif gunung tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Letak Gunung Lewotobi Laki-Laki dengan pemukiman masyarakat cukup dekat. Berbeda dengan gunung berapi lainnya di Indonesia," kata Suharyanto saat konferensi pers update penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, dipantau melalui daring dari Jakarta, Kamis, 7 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suharyanto menduga, pemukiman yang berada dekat dengan gunung itu karena intensitas erupsi sebelumnya tergolong minim, membuat masyarakat terus melakukan pembangunan di dalam radius 7 kilometer.

"Tentu karena 22 tahun terakhir tidak meletus, sehingga itu yang membuat pembangunan jalan, perumahan, masih dalam radius 7 kilometer," ujar Suharyanto.

Menurut Suharyanto, insiden ini menjadi pembelajaran yang berharga bagi semua masyarakat dan petugas pemantau gunung api, supaya tidak abai terhadap risiko bencana yang bisa terjadi kapan saja.

"Setelah erupsi pada 5 November kemarin, kami sudah mengungsikan semua masyarakat. Untuk korban jiwa hingga hari ini berjumlah sembilan orang. Empat orang masih dirawat dengan kondisi sudah mulai membaik, dan satu orang luka kritis yang harus diamputasi kaki kirinya," ucap Suharyanto.

Status tanggap darurat

Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga sudah menetapkan status tanggap darurat pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan pada rumah dan gedung di daerah itu.

"Di masa tanggap darurat ini tentu saja kami sudah melakukan langkah-langkah keamanan kepada masyarakat. Kondisi pengungsi sudah cenderung kondusif daripada hari pertama," kata Suharyanto.

Adapun kebutuhan terkini yang masih dianggap kurang, kata Suharyanto, berkaitan dengan air bersih, alat masak, tempat tidur, dan toilet umum. BNPB bersama satuan tugas penanganan darurat disebut akan melengkapi seluruh kebutuhan itu secara bertahap.

Sedangkan untuk dampak erupsinya menyasar hingga ke enam desa di Kecamatan Wulanggitang, yakni Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang dan Pululera serta satu desa di Kecamatan Ile Bura yakni Dulipali.

Pilihan Editor: Gunung Lewotobi Enam Kali Erupsi Sejak Dini Hari dengan Guguran Lava Pijar Sejauh 1,5 Kilometer

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus