PESTA mewah ancamannya berbulan madu di penjara. Aturan baru ini mulai diberlakukan di Negara Bagian Orissa di India timur. Gagasan Ketua Menteri Biju Patnaik dari Partai Janata Dal ini gol menjadi undang-undang meski ditentang oleh Partai Kongres partainya Perdana Menteri Narashima Rao, yang menjadi oposisi di parlemen setempat. Menurut Patnaik, adanya pembatasan resmi dalam urusan ini diharapkan memperbaiki keadaan. Sejauh ini luas timbul kecaman mengenai sistem mahar di India, dan pihak keluarga perempuan berada pada posisi bagai sapi perahan. Sehingga di koran sering dikabarkan adanya pengantin perempuan yang teraniaya lantaran maharnya kurang. Menurut berita di koran Indian Express terbitan Delhi, seperti dikutip Reuters pertengahan Juli lampau, undang-undang baru itu menetapkan batas maksimum biaya perkawinan 25.000 rupee atau sekitar Rp 1,7 juta. Itu sudah mencakup ongkos pembuatan undangan, hidangan, musik, dan lampu. Juga ditentukan jumlah tamu tak lebih dari 50 orang. Kalau dilanggar, dendanya 5.000 rupee atau sekitar Rp 330.000, plus 6 bulan penjara. Jadi, sehabis pesta, silakan siap-siap saja membawa buntalan untuk berbulan madu di penjara. Cuma jangan berharap bakal sekamar, sebab mereka bakal berada di sel terpisah. ''Delapan puluh persen penduduk di sini sangat miskin. Mereka tidak mampu mengadakan pesta mahal, namun didorong bergaya kaya dengan cara berutang,'' kata Patnaik. Boleh jadi, sudah jenuh dengan berbagai anjuran agar hidup dengan bayang-bayang sepanjang badan, maka darpet alias ''sadar dompet'' di kalangan penduduk itu harus dibina melalui ancaman serius. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini