Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Cerita Cak Imin dan Segelas Cincau di Hari Kesaktian Pancasila

Mengerek suara Anies-Cak Imin, PKB harus bergelut ke sana ke mari. Sowan dari para kiai hingga masyarakat. Cerita yang diselingi segelas cincau.

1 Oktober 2023 | 09.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin seperti kelelahan setelah mengikuti Parade Nusantara yang bertolak dari Gedung Metropole XXI, Megaria, Jakarta Pusat, menuju Tugu Proklamasi diselingi parade barongsai. Tiba di sebuah bangunan di area tugu, bakal calon wakil presiden (cawapres) yang diusung Koalisi Perubahan itu berhenti. Ia mengambil satu mangkok putih. Lalu mengambil lontong Cap Go Meh, dan semangkok kerupuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagaimana rasanya, Cak? "Hmmm...," kata Cak Imin mengangkat jempol kanan, kepada Tempo, Ahad, 1 Oktober 2023. Di sisi kanannya, Rustini Murtadho, istri Cak Imin, masih lahap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di ruang ini, Cak Imin bercerita Lulu Nur Hamida, salah satu juru kampanye, tentang perjalanannya di Makassar, Sulawesi Selatan. Dia juga membicarakan telah menyiapkan kunjungan di daerah luar Jakarta. "Baru dua hari lalu kita sowan ke kiai-kiai di Jawa Timur, kami lanjutkan menyapa masyarakat semua," ucap Cak Imin.

Tak lama, ketika lontong hampir tandas, ia mengambil sebuah manggis. Beberapa saat, di meja itu sudah habis tiga buah. Di luar sana sudah berkerumun massa PKB, Cak Imin harus memimpin Apel Pancasila Sakti untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Muncul seorang pria dari pintu. Ia berbisik. Cak Imin mengangguk. Orang-orang berdiri dari meja bundar itu.

Cak Imin berdiri. Bukan ke pintu, tapi berbalik ke mangkok cincau. Ia mengambil gelas dan menuangkan minuman berbahan santan dan cendol itu. "Ayo, suruh keluar semua dulu, tak minum dulu," tutur Cak Imin, sambil menghabiskan minuman bersantan itu.

Beberapa orang berdiri di depan pintu. Cak Imin menyusul. Dia mengambil tangan Rustini, menggandengnya, lalu berjalan pelan-pelan menuju area upacara. Langkah Cak Imin dan Rustini, seperti sepasang pengantin, lambat dan senyum tersungging.

Di ruang makan itu, satu dua orang mulai datang menimba makanan di meja. Para pelayan sibuk merapikan mangkok di meja yang baru ditinggal Cak Imin, Rustini, dan tamunya.

Apa komentar Cak Imin tentang makanan yang baru saja dicicipi? "Makanannya santan mulu," kata Cak Imin, ditirukan seorang pelayan pria, tersenyum.

Seorang pelayan perempuan, yang meminta namanya tidak dicantumkan bercerita, santapan di ruang ini disiapkan sejak malam. Tapi baru disajikan sekitar jam 6 pagi. Dia tahu, kalau pagi ini Cak Imin akan makan di sini sebelum memimpin upacara.

Pasangan Anies-Cak Imin akan menjadi capres dan cawapres di Pemilu 2024. Koalisi Perubahan adalah gabungan Partai NasDem, PKB, dan PKS. Di sini, ia berpidato tentang Pansila, kebhinekaan, dan generasi dari kader yang siap memimpin Indonesia.

"Saatnya kader-kader Pancasila seperti Anda memimpin bangsa ini, " kata dia, sebelum menutup pidatonya. "Selamat berjuang!"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus