BANYAK "atraksi" menarik dalam sidang Pengadilan Negeri Bandung
yang sejak pekan lalu secara serentak memeriksa 17 orang anggota
jamaah Imran.
Mereka semua dituduh melakukan kegiatan subversif, yang diancam
dengan pidna mati. Antara lain berusaha menggulingkan
pemerintah Rl yang sah. Sebagian dari mereka turut merencanakan
pembajakan pesawat Garuda "Woyla" atau ikut serta dalam
penyerbuan Kosekta 8606 Cicendo, Bandung, yang menewaskan tiga
anggota Polri.
Muhammad Edi, 23 tahun, menolak kehadiran Ny. Winardi sebagai
hakim yang memeriksa perkaranya. Alasannya: wanita tak dapat
dijadikan imam, apalagi hakim. "Dan lagi wanita dapat
menimbulkan nafsu birahi. Hakim wanita membuat saya tak tenang,"
ujarnya kalem.
Hakim Ketua Muhamad Djamil memberitahukan, persidangan di
Pengadilan Negeri Bandung bukan menurut hukum Islam. "Kalau tak
mau melihat ya menunduk saja," ujar Djamil. Terdakwa menyangkal.
"Masak bicaranya harus menunduk, kan tidak baik," ujarnya
disambut gelak hadirin.
Syofa Rauf, 23 tahun, lain lagi. Dia bungkam seribu basa. Hanya
doa-doa dalam bahasa Arab yang diucapkannya. Sedang Ali Muchid,
alasannya sama dengan Edi, menolak pembela wanita, tapi tak
menolak dibela pembela yang bukan beragama Islam.
Yang menarik, tak ada satu pun terdakwa itu yang menggulung
celana mereka sebatas mata kaki, yang sebelumnya merupakan ciri
jamaah Imran. Bahkan saksi Salman Hafidz yang beberapa bulan
lalu diadili dengan melipat celananya, kini tak melakukannya
lagi. Konon ini karena mereka tak lagi mengakui keimanan Imran.
"Imran adalah dajal. Saya tidak pernah dibaiat atau menjadi
jamaah Imran," ujar Salman Senin lalu.
Yang tetap menjadi "bintang" di antara tertuduh adalah Teuku
Malikul Army Noor. Penuntut Umum Djoko Djatmojo dalam 8 halaman
tuduhannya pekan lalu menyebut 10 tindakan tertuduh yang
melanggar UU No. 11/PNPS/ 1963. Army antara lain dituduh
merancang usaha pembunuhan Sujono, anggotajamaah yang dituduh
berkhianat karena keluar dari kelompok, dan dr. Syamsudin. Ia
juga didakwa turut merencanakan penyerbuan Kosekta Cicendo dan
pembajakan pesawat Woyla.
Dalam sidang lanjutan Senin lalu Army Noor menyampaikan
tangkisannya. Bidang saya pertanian dan musik, jangan dikaitkan
dengan subversif," ujarnya setengah berteriak. "Tenaga dan
pikiran saya banyak dicurahkan buat kepentingan negara dan
pembangunan. Lagu tentang Bimas dan lagu Bina Wiraswasta yang
setiap bulan muncul di TVRI itu ciptaan saya," ujarnya lagi.
Sarjana pertanian Unpad tamatan 1978 ini pernah menjadi penyuluh
pertanian spesialis (PPS) di Goronulo, Sulawesi Utara, selama 2
uhun sejak 1978. Army memang banyak mencipta lagu tatkala
tergabung Grup bercinta Lagu (GPL Unpad). Lagu ciptaannya yang
terakhir "Pak Tani" direkam grup Kalikausar pimpinan Iwan
Abdurachman.
Ia juga mengaku sangat benci politik. Sebagai sarjana, pemuda
yang ingin iembangun bangsa, tak pernah dipikirkannya untuk
menumbangkan negara, karena "saya masih bisa berpikir baik".
Pengakuannya dalam Berita Acara Pemeriksaan tentang
keterlibatannya dalam jamaa4 Imran, menurut dia, dilakukannya
"agar tak disiksa petugas. " Akibat kekerasan petugas ketika
dirinya ditahan, Army mengaku pernah sakit saraf selama sebulan.
Dia juga menanyakan keluarganya, terutama ayahnya, Teuku Tjut
Usman dan adiknya, Azhar Zoelkarnaen, yang menurut dia,
meninggal di tangan petugas. "Kenapa tidak dijelaskan sebab
kematian mereka?", tanyanya.
Army kemu dian bertanya "Apakah ini yang dimaksud dengan
keadilan dan kebenaran? Padahal semua itu adalah rencana
Najamuddin . Kenapa kami yang menjadi korban?". Najamuddin
adalah anggota ABRI yang pernah masuk jamaah Imran tapi kemudian
dibunuh karena dianggap pengkhianat.
Army Noor ditangkap di Cianjur pada April 1981. Setelah ditahan
di Laksusda Jawa Barat, ia dipindahkan di RTM Budi Utomo
Jakarta. Kemudian dipindahkan lagi ke kompleks Nirbaya dan
terakhir di Pomdam VI Siliwangi.
Menurut pengakuan Army pada TEMPO, tatkala ditangkap ia bukannya
lari, tapi sedang mencoba bertani di Cianjur. Ia memang memiliki
sawah seluas 2200 m2 di Desa Cipeuyum. "Dia bercita-cita untuk
menjadi wiraswasta di bidang pertanian," kata Ny. S. Army yang
juga calon sarjana pertanian Unpad. Mereka mempunyai dua anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini