SIAPA pun akan memanggilnya Mas. Sebab memang begitulah namanya:
Mas Isman. Ketua Umum Kosgoro dan anggota Dewan Pembina DPP
Golkar yang suka bicara blak-blakan itu kini sudah tiada. Ia
menghembuskan napasnya yang terakhir di RS dr. Soetomo
Surabaya-- kota pusat perjuangannya semasa menjadi Komandan TRIP
sekitar tahun 1945 --pukul 2.15 hari Minggu lalu.
Menjelang tengah malam, Mas Is panggilan akrabnya, masih duduk
santai bersama adik dan seorang teman dekat di bar hotel
miliknya, "Elmi", Jalan Jenderal Sudirman setelah menghadiri
resepsi di rumah temannya di daerah Kalisosok. Tiba-tiba ia
terbatuk. Sutrisno, teman akrabnya langsung menduga batuk Mas
Isman bukan sembarang batuk. Ada kaitannya dengan sakit jantung
yang diidapnya. "Akh, nggak apaapa. Sudahlah, kau diam saja,"
ujar Mas Isman ketika Sutrisno menawarkan pergi ke dokter.
Dugaan Sutrisno tidak meleset. Napas Mas Isman semakin sesak. Ia
meminta oksigen dan mengambil obat di kamar hotel, yang selalu
dibawanya ke mana saja ia pergi. Sayang, Sutrisno tidak
menemukan tablet Tilenol yang sering dimakan Mas Isman untuk
mengurangi rasa sakit bila jantungnya kambuh, dan oksigen itu.
Ia cepat memanggil dokter. Setelah dokter memeriksanya, memang
diketahui jantung Mas Isman dalam keadaan gawat. Segera ia
dilarikan ke Ruang Perawatan Jantung Intensif (ICCU) rumah
sakit. Tapi jiwanya tidak tertolong.
Minggu pagi, jenasah Mas Isman dibaringkan di dalam peti kayu
berukir dengan alas bunga mawar-melati dan ditaburi anggrek
merah--diterbangkan ke Jakarta. Selama dua hari disemayamkan di
rumahnya, Jalan Cik Ditiro, banyak teman dan anak buahnya
berdatangan. Presiden dan Nyonya Tien Soeharto, para menteri dan
pejabat tinggi tampak melayat. Juga Elsye, bekas istrinya yang
langsung terbang dari Manado. Setelah disemayamkan sejenak di
gedung DPR/MPR Selasa lalu, anggota parlemen sejak 1977 itu
diberangkatkan ke tempat istirahat terakhir, Pemakaman Tanah
Kusir.
Lahir di Bondowoso Jawa Timur 1 Januari 1924, ia adalah putra
Mas Darmowasito, seorang petani yang kemudian menjadi kepala
kantor pajak bumi di Cirebon.
Dalam perjuangan bersenjata, pada
usia 21 tahun ia menjadi Komandan TRIP--tentara pelajar yang
oleh serdadu Belanda dijuluki 'pasukan tuyul' karena pintar
menyusup ke daerah musuh. Karirnya semakin menanjak di bidang
militer sampai pangkat mayor jenderal. Sering ditugaskaryakan
seperti Dubes Rl di Rangoon (1960), Bangkok (1961) dan Cairo
(1967). Sederet bintang dan tanda jasa disandangnya.
Bersama bekas tenura pelajar, ia mendirikan Kosgoro pada 1957.
Mulamula sebagai Koperasi Simpan Pinjam Gotong Royong, "dari,
oleh dan untuk rakyat". Dan nama itu pula kemudian melekat pada
gedung megah bertingkat, terbalut kaca mengkilap di Jalan M.H.
Thamrin, Jakarta. Bisnis Kosgoro memang semakin mekar. Ia
mendirikan klub malam Elcici Koca di silang Monas dan Hotel
Elmi--singkaun nama Elsye, istinya yang dicerai 1973, dan Mas
Isman. Janda dan duda ini sebelum berpisah mempunyai empat putra
dan dua putri.
Kesehatan Mas Isman memang menghambat semangatnya untuk berjuang
bersama teman-temannya dan mendidik kader politik lewat Kosgoro.
Jantungnya rewel. Tahun 1979 ia menjalani pembedahan jantung di
RS Houston. Amerika Serikat yang tersohor itu. Dan kesehatannya
segera pulih setelah dengan tekun melakukan olah raga ringan.
Sedikitnya tiga kali setahun ia melantik "kader-kader" Kosgoro:
tokohtokoh muda yang mampu diorbitkan lewat berbagai wadah. "Dia
adalah komunikator yang baik, dalam arti tidak ngibul," kata
Sarwono Kusumaatmadja.
Sekretaris FKP, tokoh muda yang dekat dengan Mas Isman. "Tapi
dalam hal gagasan politik, bukan Mas Isman orangnya," tambahnya.
Ia, misalnya, tidak ukut-takut mengkritik Golkar atau
pemerintah. Tapi ia juga tidak menghindari kritikan termasuk
dari anak buahnya. Dalam suatu pertemuan intern Kosgoro, Mas
Isman pernah dikecam karena one man show dalam organisasi itu.
Tapi Mas Isman menangkis: "Saya menjadi one man show karena
kalian menginginkannya. Saya selalu memberi kebebasan berkreasi.
Tapi dasar bebek, kebebasan itu tidak berguna." Bahkan Mas Isman
sempat mengingatkan pejabat teras Kosgoro: "Kalau Kosgoro ini
berantakan setelah saya meninggal, itu juga karena kalian semua
adalah bebek."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini