Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
HANYA mendengar suara ketukan pintu, Sujarwo sering tersentak. Jantungnya berdebar-debar. Ia menjadi cemas dan gelisah. Ingatan lelaki 21 tahun ini segera melayang pada peristiwa 9 September 2004 di depan Kedutaan Besar Australia. Begitu ledakan menggelegar, asap menyergap, lalu ia mendengar jeritan, rintihan, dan melihat potongan tubuh yang tercabik-cabik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo