Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Doa dan petisi khas narapidana Italia

Sekitar 1.500 narapidana di Italia membuat petisi dari balik bui. mereka menghimbau agar maling yang mencuri patung bambinello (bayi yesus) mau mengembalikannya. patung itu mengandung kekuatan ajaib

19 Februari 1994 | 00.00 WIB

Doa dan petisi khas narapidana Italia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SEKALI ini orang penjara bisa tidak sepaham dengan kerja permalingan. Lebih unik lagi kejadiannya adalah di Italia - yang tersohor sebagai negeri kaum mafia. Menurut laporan kantor berita Reuters, pekan lampau, dari sebuah penjara di Roma, Italia, muncul seruan agar si maling sudi mengembalikan barang curiannya. Keresahan yang melanda bukan hanya warga kota yang merdeka itu adalah akibat raibnya dari sebuah gereja, sepotong patung kayu bertatahkan permata, awal Februari lalu. Patung buatan abad ke-15 itu merupakan sosok kanak-kanak Yesus, salah satu benda pujaan warga kota tersebut. Menurut penuturan turun- temurun, patung itu dipahat dari kayu pohon zaitun yang tumbuh di Taman Gethsemane, Yerusalem. Secara luas patung itu dipercayai mengandung kekuatan ajaib untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Tiap Hari Natal, bocah- bocah Roma mendeklamasikan sajak di depan patung tersebut. Juga ribuan surat berdatangan dari pelbagai penjuru dunia ke alamat sang Bambinello (Bayi Yesus), isinya memohon kesembuhan bagi anak-anak yang sedang sakit. Menurut Pastor Vittorio Trani yang bertugas di penjara Regina Coeli (Ratu Surga), Roma, sekitar 1.500 narapidana telah menandatangani petisi: menuntut pengembalian patung tersebut. "Kami jengkel karena pencurian ini menodai kesucian agama," demikian bunyi petisi itu. "Wahai, para maling Bambino Gesu, kembalikanlah patung yang amat dicintai banyak orang Roma ini," seru mereka. Dan lebih dari sekadar petisi, mereka juga melakukan doa khusus agar sang Bambinello dapat kembali dengan selamat di tempatnya semula. "Mereka yakin doa dari balik tembok penjara ini bakal didengar Tuhan," kata Trani. Sentana kelak para maling itu tergerak mengembalikan barang curiannya, tentu mereka harus berterima kasih pada rekannya di penjara -- yang telah membuka pintu hatinya mendengar bisikan Tuhan. Tapi sebaliknya, jika kupingnya budek dan hatinya sudah tumpul, ya, tentu bakal nekat saja si maling memboyong patung keramat itu. Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum