DENGAN penduduk sekitar 800 juta jiwa, India agak kewalahan memasyarakatkan pemakaian kondom, terutama setelah wabah AIDS santer hinggap di sana. Namun, pihak berwenang belum habis akal mempromosikan sarung es mambo di kalangan mereka yang gemar main serong. Menurut laporan Navraj Gandhi dari TEMPO, pekan lampau, J.K. Chemicals, yang sukses membuat kondom cap Kama Sutra, kini siap melansir kondom gaya baru yang dilengkapi dengan aroma murbei, pisang, jeruk, dan permen. Menurut iklannya, kondom harum itu akan dipasarkan bulan depan. Bahan pewanginya diimpor dari Korea Selatan, dengan masa berlaku selama tiga tahun. Satu pak berisi tiga biji, harganya 8 rupee atau sekitar Rp 540. "Dengan bisnis ini kami tidak mendorong orang untuk menggemari oral seks. Itu sebabnya kami menyebutnya kondom beraroma -- bukan serasa -- pisang atau jeruk," kata juru bicara perusahaan tersebut. Lepas dari urusan serasa atau bukan, mendorong atau bukan, tampaknya kehadiran kondom wangi di India merupakan sensasi baru bagi penggemar esek-esek alias penyimpangan seksual. Kondom harum ini di Eropa sudah lama dikenal orang. Apalagi seperti diungkapkan Dokter I.H. Gilada, dalam banyak kasus oral seks jauh lebih aman. "Virus HIV tidak menular lewat air liur atau jalur lambung. Yang repot adalah kalau mulutnya sariawan. Melalui luka itu virus pembawa AIDS dapat menyelinap," kata Dokter Gilada. Dengan kata lain, kondom mungkin tetap penting. Cuma Dokter Gilda tidak melihat manfaat pernik pewangi itu. Sebab, menurut dia, orang India suka main sembari bergelap-gelap. Pusing amat mau bau apa, ya, kan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini