Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kolaborasi dosen Sekolah Vokasi IPB University mengembangkan sistem monitoring air atau SIMON Air. Alat ini diciptakan untuk membantu para pembudi daya serta pehobi ikan dalam memantau kondisi kualitas air, baik air yang berada di kolam maupun di akuarium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada proses pembudidayaan ikan, air merupakan media yang sangat penting. Kualitas air berperan besar dalam proses pertumbuhan ikan dan menentukan keberhasilan budi daya. Namun Dosen Sekolah Vokasi IPB melihat bahwa pada kenyataannya, para pembudi daya dan pehobi ikan kerap mengalami kerugian akibat kualitas air yang tak sesuai standar. Pada akhirnya, ikan mati dan mereka merugi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berangkat dari kondisi ini, Dosen Sekolah Vokasi IPB University Andri Hedriana mulai mengembangkan SIMON AIR guna menjaga kualitas air. “Saat ada kematian ikan, biasanya kita akan cross check kondisi airnya. Oh, ternyata airnya sudah tidak sesuai standar,” kata Andri, dikutip dari laman Vokasi Kementerian Pendidikan pada Senin, 15 Januari 2024.
SIMON AIR berupa teknologi yang dapat memantau kualitas air secara real time. Pemantauan dilakukan berdasarkan parameter yang memengaruhi kualitas air. Hasil pemantauan kualitas air akan dikirimkan melalui aplikasi website SIMON AIR.
Andri mengatakan dengan alat tersebut, para pembudi daya atau pengusaha ikan dapat mendeteksi kualitas air. Dengan begitu, mereka dapat memastikan kondisi ikan, apakah nyaman dan stabil.
“Harapannya adalah kualitas air tetap terjaga, sehingga bisa memelihara ikan tetap produktif dan hasilnya tetap tinggi,” kata Andri.
Dosen Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Sekolah Vokasi IPB University itu bekerja sama dengan dosen dari program studi lain. Dosen tersebut adalah Walidatush Sholihah, yang mengajar di Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer, Sekolah Vokasi IPB University.
Walidatush Sholihah menjelaskan SIMON AIR terdiri atas lima sensor. Sensor tersebut bekerja menghitung enam parameter yang menunjukkan kualitas air, contohnya salinitas, suhu dan derajat keasaman.
“Alat ini dipasang di bibir akuarium, kemudian sensor yang terpasang akan memantau secara real time setiap tiga detik dan hasilnya akan dialirkan ke aplikasi untuk dibaca,” kata Walidatush.
SIMON AIR telah melewati masa uji coba di akuarium untuk ikan jenis arwana silver. Uji coba dilakukan sejak tahun 2022 lalu. Hasil uji menunjukkan bahwa akurasi SIMON AIR lebih dari 80 persen. “Berdasarkan pengujian yang sudah dilakukan, maka akurasi alat ini mencapai lebih dari 80 persen,” kata Walidatush.