Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

DPRD Tidak Merespons Aksi Indonesia Gelap BEM Nusantara Jawa Barat

BEM Nusantara Jawa Barat melakukan aksi Indonesia Gelap di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jumat lalu. Mahasiswa menyayangkan DPRD tak menanggapi.

24 Februari 2025 | 09.35 WIB

Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara Jawa Barat melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Jawa Barat, 21 Februari 2025. Tempo/Natau Lasniroha Sinaga
Perbesar
Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara Jawa Barat melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Jawa Barat, 21 Februari 2025. Tempo/Natau Lasniroha Sinaga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 2.000 demonstran melakukan unjuk rasa Indonesia Gelap di depan Gedung DPRD Jawa Barat pada Jumat, 21 Februari 2025. Aksi tersebut dilakukan oleh BEM Nusantara Jawa Barat dan mahasiswa dari universitas di Jawa Barat di depan Gedung DPRD Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hingga aksi selesai, pihak DPRD sama sekali tidak memberikan respons apapun kepada mahasiswa yang membawa tuntutan. “Hari ini kami belum menang. Kami akan melakukan konsolidasi kembali dan menentukan aksi di waktu yang akan datang,” kata Koordinator BEM Nusantara Yoga Muhammad saat ditemui Tempo.co pada Jumat, 21 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam aksi tersebut, BEM Nusantara Jawa Barat membawa sepuluh tuntutan. Mulai dari evaluasi kebijakan efisiensi anggaran, penghapusan dwi fungsi abri, dan menghentikan pengesahan dan merevisi UU Masyarakat Adat yang dianggap tidak memenuhi kepentingan dan hak hak masyarakat adat.

Selain itu mereka juga meminta pemerintah untuk mengevaluasi total terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG), penuntasan permasalahan reforma Agraria yang tak kunjung usai, mendesak pemerintah terkait reformasi polri, merevisi kembali UU Minerba, mendesak untuk dipercepatnya pembahasan dan pengesahan UU Perampasan Aset, pemerataan pendidikan pada masyarakat, dan pengakuan dan perlindungan atas hak-hak buruh.

Aksi demonstrasi tersebut juga menuntut kinerja polisi yang disebut sebagai pembunuh. Mereka menyerukan tagline no justice no peace, fu*k the police sembari menyanyikan lagu Bayar Bayar Bayar dari band Sukatani.

Masing-masing kampus memberikan orasi mengenai efisiensi anggaran. Mahasiswi Jendral Ahmad Yani Natasyah Juni Hutagalung, menyebut walau efisiensi anggaran pendidikan belum berdampak pada kenaikan UKT di universitasnya, tetapi penelitian dosen sudah banyak dibatalkan.

Sejalan dengan itu, mahasiswa UIN Bandung Abdurahman Mohammad Albarakati, menyebut hal yang menjadi keresahan baginya adalah dana efisiensi akan ditujukan ke Danantara. “Jumlah dana efisiensi yang sampai triliun itu, ada isu dan memang faktanya akan disalurkan ke danantara. Denantara ini seperti investasi bodong, seperti bermain judi online. Ketika kita investasi dengan angka yang fantastis, 300 triliun lebih, tetapi ketika kita rugi yaudah sial aja,” kata dia.

Demonstrasi menjadi ricuh dan keos tepat pada pukul 16.45. Massa melempari telur, sampah, hingga petasan ke dalam Gedung DPRD Jawa Barat. Dalam keterangan terkait, Yoga menyampaikan, beberapa masih bertahan sampai tengah malam sebelum akhirnya memutuskan untuk mundur.

“Eskalasi ini akan terus berlanjut dan kami perbesar, bahwa Prabowo Subianto, Gibran, atau Dewan Perwakilan Rakyat, hari ini bukan merepresentasikan rakyat melainkan oligarki yang ada,” kata Yoga, selaku Koordinator BEM Nusantara Jawa Barat pada Jumat, 21 Februari 2025.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus