Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua panelis pada debat capres 7 Januari 2024 berasal dari Universitas Pertahanan atau Unhan. Kusnanto Anggoro merupakan Pakar Keamanan dan Pertahanan dari Universitas Pertahanan. Sedangkan, Marsetio merupakan Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan. Marsetio pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) pada 2012-2014. Marsetio menjadi lulusan terbaik Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1981.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Unhan dikenal sebagai perguruan tinggi terbuka di Indonesia yang mengkhususkan diri pada studi pertahanan setingkat S1, S2, dan S3. Perguruan tinggi ini ditetapkan melalui Surat Mendiknas Nomor 29/MPN/OT/2009 tanggal 6 Maret 2009 perihal Pendirian Unhan dan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 11 maret 2009 di Istana Negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil Universitas Pertahanan
Sejarah Unhan berawal dari salah satu program kursus di Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad). Tahun 2006, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, pada saat masih menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menugaskan Komandan Seskoad Mayjen TNI Syarifudin Tippe untuk membuat Kursus Strategi Perang Semesta di Seskoad. Kursus inilah yang menjadi cikal bakal perwujudan ide untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi yang mempelajari studi pertahanan.
Dilansir dari laman Universitas Pertahanan, gagasan untuk memiliki perguruan tinggi di bidang pertahanan juga dimiliki oleh Presiden SBY selagi beliau masih aktif di militer, sehingga pendirian Unhan disambut dengan baik dan didukung oleh Presiden SBY. Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu I, Profesor Juwono Sudarsono termasuk salah satu tokoh yang ikut memprakarsai lahirnya Unhan.
Perguruan tinggi ini dimulai dengan dua sekolah yaitu Sekolah Perang Semesta dan Sekolah Manajemen Pertahanan, saat ini telah berkembang manjadi dua fakultas dan bahkan ke depan akan dikembangkan menjadi tiga fakultas, dengan tiga belas program studi (Prodi).
Dilansir dari laman Kementerian Pertahanan RI, sebagai perguruan tinggi pemerintah, Universitas Pertahanan (Unhan) secara teknis akademik dibina oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau sekarang Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dan secara teknis fungsional dibina Kementerian Pertahanan RI (Kemhan RI).
Pembinaan teknis akademik, meliputi penentuan program studi pendidikan, kurikulum program studi, kemahasiswaan, proses belajar mengajar dan wisuda. Sedangkan pembinaan teknis fungsional, meliputi pembinanaan organisasi, pembinaan personel dan dukungan administrasi.
Selain itu, beberapa universitas luar negeri seperti Cranfield University, National Defense University Amerika Serikat, Rajaratnam School of International Studies Singapura dan beberapa universitas di Australia dan Jerman juga turut aktif mendukung pendirian dan berjalannya proses belajar mengajar di Unhan. Kerjasama diberikan dalam bentuk pengiriman tenaga pengajar, kurikulum, beasiswa dan studi banding.
Universitas di dalam negeri seperti UI dan ITB juga aktif mendukung Unhan dengan mengirim sejumlah guru besarnya untuk membantu membangun dan menjalankan proses belajar mengajar di Unhan.
Rektor Unhan dari masa ke masa:
- Letnan Jenderal TNI Syarifudin Tippe, S.IP., M.Si. (2009 – 2013)
- Letnan Jenderal TNI Ir. Drs. Subekti, M.Sc, M.P.A. (2013 – 2014)
- Laksamana Madya TNI Dr. Desi Albert Mamahit, M.Sc (2014 – 2015)
- Letnan Jenderal TNI Dr. I Wayan Midhio, M.Phil (2015 – 2018)
- Letnan Jenderal TNI Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A (2018)
- Letnan Jenderal TNI Dr. Tri Legionosuko (2018 – 2020)
- Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD (2020 – 2023)
- Mayor Jenderal TNI Jonni Mahroza, Ph.D. (2023 – Sekarang)