Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menerima kunjungan pimpinan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS di kediamannya di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, pada Jumat sore, 11 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo yang mengenakan kemeja putih menyambut pimpinan PKS di depan rumahnya. Berikut fakta seputar persamuhan Prabowo dengan pimpinan PKS.
Pimpinan PKS yang hadir
Pantauan Tempo di lokasi, pimpinan PKS tiba di kediaman Prabowo sekitar pukul 16.45 WIB. Pimpinan PKS yang hadir menemui Prabowo di antaranya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al-Habsyi, dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan atau Aher.
Disambut pimpinan Gerinda
Prabowo didampingi oleh jajaran pengurus partainya menyambut pimpinan PKS. Tampak ada Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono, dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo bersama pengurus partainya terlihat menyalami tamunya sebelum memasuki rumah. Ada percakapan antara Prabowo dengan para pimpinan PKS tersebut.
"Kawan lama ketemu lagi," kata Prabowo.
Prabowo kemudian mempersilakan para pimpinan PKS masuk ke kediamannya.
Soal jatah menteri
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan, kunjungan pimpinan partainya ke kediaman Prabowo dalam rangka memenuhi undangan silaturahmi.
Dia tak menjawab ketika ditanya apakah pertemuan ini membahas soal jatah menteri PKS di kabinet Prabowo. Namun, Kholid menyinggung soal kedekatan hubungan PKS dengan Prabowo.
"Pernah dua kali berjuang bersama di Pilpres 2014 dan 2019. PKS doakan agar pemerintaan di bawah kepemimpinan beliau berjalan sukses," ujar Kholid ketika dihubungi Tempo, Jumat, 11 Oktober 2024.
Harapan PKS
Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri, menyampaikan sejumlah harapan partainya terhadap pemerintahan Prabowo ke depan. Salim mengatakan, partainya berkeinginan agar Indonesia menjadi pemimpin di kawasan. Ia optimistis jika pemerintahan Prabowo dapat mewujudkan keinginan tersebut.
"Saya lihat ini dari perjalanan panjang, Bapak Prabowo mampu menjadi pemimpin di kawasan," katanya.
Salim mengatakan, partainya juga berharap kepada kepemimpinan Prabowo selama lima tahun mendatang agar bisa menciptakan perdamaian di dunia. Ia pun meminta agar pemerintahan Prabowo bekerja keras untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.
"Jadi, itu semua yang membuat kami semangat untuk bersama-sama bergabung dalam pemerintahan Presiden Prabowo," ujarnya.
Prabowo beri apresiasi
Prabowo mengapresiasi sikap PKS yang mau bergabung ke pemerintahannya ke depan. Presiden yang akan dilantik pada Ahad, 20 Oktober 2024 itu mengatakan, kerja sama antar-partai politik sangat baik untuk kepentingan rakyat Indonesia. Karena itu, Prabowo mengapresiasi upaya setiap partai politik untuk menjalin kerja sama.
"Itulah yang kami inginkan politik di Indonesia, politik yang selalu menjunjung tinggi dan menghormati," kata Prabowo.
Berbalas pantun
Dalam kesempatan itu, Salim dan Prabowo sempat berbalas pantun. Adapun pantun awalnya dimulai oleh Salim.
"Kalau tak ada kapal pinisi, manalah sanggup kita arungi dunia. Kalaulah kami tidak berkoalisi, manalah sanggup majukan bangsa," kata Salim di hadapan Prabowo.
Pantun itu kemudian dibalas oleh Prabowo. "Satu dua cempaka biru, tiga empat dalam jambangan. Kalau mendapat kawan baru, kawan lama dilupa jangan," ujar Prabowo.
Diketahui, PKS tergabung dalam Koalisi Perubahan pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024. PKS bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan NasDem mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Sikap politik PKS berubah pasca-Pilpres dengan bergabung ke dalam koalisi gemuk bernama Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus.
Di samping PKS, hampir semua partai politik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan bergabung ke pemerintahan Prabowo mendatang.
Dari delapan partai politik di DPR itu hanya tersisa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP yang belum menyatakan sikap bergabung ke pemerintahan Prabowo.
Meski begitu, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu sudah memberi sinyal positif ke Prabowo. Megawati dan Prabowo disebut-sebut akan bertemu sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden.