Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan gempa magnitudo 6,0 di Bantul, Yogyakarta belum bisa disebutkan dapat memicu aktivitas vulkanis. Hal tersebut disampaikan Dwikorita usai memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari aplikasi mobile MAGMA Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dari aplikasi disampaikan belum adanya peningkatan aktivitas,” kata dia dalam konferensi pers melalui Youtube Info BMKG, Jumat, 30 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dwikorita mengatakan secara faktual korelasi gempa memicu aktivitas vulkanis harus dimonitor berlanjut. Ia mengatakan, tidak secara otomatis langsung dapat dipastikan implikasi gempa terhadap aktivitas vulkanis.
“Jadi baik gunung api dan gempanya dimonitor, dari monitoring gempa ini masih ada gempa-gempa susulan harus perlu dicek. Dan monitoring gunung api, nah gunung api yang ada di sekitar gempa ini misalnya Gunung Merapi,” ujar Dwikorita.
Untuk sekarang kata Dwikorita, pantauan terkini aplikasi MAGMA Indonesia oleh Kementerian ESDM di bawah Badan Geologi Pusat Klimatologi dan Mitigasi Bencana Geologi menunjukkan tidak ada perubahan aktivitas vukanik di sekitar wilayah kejadian gempa di Yogyakarta.
“Jadi sementara bisa disimpulkan gempa yang tadi ini tidak berkorelasi dengan aktivitas vulkanisme,” ujar dia.
Dwikorita pun mengimbau masyarakat untuk dapat mengantisipasi aktivitas vulkanis dengan mengakses aplikasi MAGMA Indonesia secara mandiri. Tujuannya mengetahui perkembangan dan tentunya terhindari dari informasi hoaks perihal dampak gempa.
“Ini tentunya terus saja ikut memonitor dengan aplikasi Magma Indonesia nanti kalau ada peningkatan aktivitas bangunannya bisa berubah misalnya dari waspada menjadi siaga meningkat menjadi awas. Namun hingga saat ini kami melihat dari aplikasi itu tidak ada peningkatan aktivitas gunung api akibat gempa yang tadi, untuk sementara sampai saat ini,” ucapnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat malam, 30 Juni 2023.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,63 lintang selatan dan 110,80 bujur timur, atau tepatnya 86 km barat daya Bantul berlokasi di laut pada kedalaman 25 km.