Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggagas gerakan mencoblos semua pasangan calon, John Muhammad, mengatakan sikap politik Anak Abah yang tergabung dalam kampanye besutannya cenderung tidak terpengaruh meskipun Anies Baswedan telah menerima calon Gubernur dan Wakil Gubernur Pramono Anung-Rano Karno di kediamannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tidak terlalu berpengaruh dengan dukungan Anies ke Pramono-Rano beberapa hari lalu,” kata John saat dihubungi melalui aplikasi WhatsApp, pada Selasa, 19 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
John berujar masyarakat masih antusias melakukan kampanye yang disebut sebagai bentuk perlawanan masyarakat sipil terhadap kontestasi pilkada yang telah dirusak oleh manuver elite politik.
Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia dari DKI Jakarta itu berujar dirinya akan konsisten mengampanyekan gerakan salam empat jari atau S4J sebagai simbol pembangkangan terhadap Pilkada Jakarta.
Adapun gerakan salam empat jari tersebut terlebih dahulu dicetuskan oleh John sebelum menggagas gerakan coblos semua paslon.
“Konsisten untuk mengkampanyekan coblos semua paslon hingga menjelang hari H pencoblosan” kata John.
John menuturkan hingga saat ini terdapat 30 kampung miskin kota di sejumlah kawasan Jakarta dan beberapa kelompok masyarakat muda termasuk Anak Abah yang tergabung dalam kampanye salam empat jari.
Orang dan kelompok yang terafiliasi dengan gerakan itu, kata John, adalah masyarakat yang kecewa dengan proses pilkada Jakarta dan menyebut kontestasi pemilihan kepala daerah itu sebagai akal-akalan elite politik. “Publik masih tetap semangat untuk mengkampanyekan gerakan coblos ini,” tuturnya.
Dalam menjalankan aksinya, John mengatakan pernah mendapatkan teguran dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) melalui aplikasi perpesanan WhatsApp atau secara langsung di sejumlah titik kampanye.
“Ada juga (alat peraga kampanye) yang diambil secara diam-diam oleh Satpol PP,” kata dia. John mengatakan telah menggandeng Tim Advokasi Untuk Demokrasi (TAUD) dalam mengantisipasi adanya intimidasi atas kampanyenya.
John mengatakan masyarakat yang ikut berkampanye meyakini perbuatannya tidak melanggar peraturan yang ada. Mereka, kata John, menganggap gerakan tersebut sebagai bentuk aspirasi publik yang mesti dijaga untuk menjalankan demokrasi dengan baik. Menurut John, pembangkagan elektoral melalui gerakan ini termasuk dalam pendidikan politik masyarakat untuk menjadikan proses demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik.
“Ini juga bukti kalau bangsa ini sedang tidak baik-baik saja,” ujarnya.
Andi Adam Faturahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.