Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gaung Senyap Sepupu Jauh

Organisasi pendukung Puan Maharani mulai berdiri di daerah. Didukung keluarga Taufiq Kiemas.

29 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Puan Maharani (tengah) usai pelantikan di depan gedung Nusantara, kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Oktober 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Gema Perjuangan Maharani Nusantara dibentuk pada Agustus 2020.

  • Mereka mensosialisasikan program pemerintah dan mempromosikan nama Puan sebagai calon presiden.

  • Ponakan dan adik almarhum Taufiq Kiemas ikut dalam Gema Perjuangan Maharani Nusantara.

RUMAH nomor 24 berpagar kuning di Jalan Tebet Timur IV, Jakarta Selatan, itu terlihat sepi pada Jumat, 28 Mei lalu. Dari luar, tak terlihat ada aktivitas apa pun di bangunan bertingkat dua tersebut. Di depan teras rumah, papan kayu besar bertulisan “Rumah Bersama Relawan Rakyat” dibiarkan teronggok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penjaga rumah itu, Rohman, mengatakan rumah tersebut menjadi markas pendukung Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani. “Ini rumah sukarelawan Gema Perjuangan Maharani Nusantara,” kata Rohman. Menurut dia, tak banyak kegiatan dilakukan di rumah tersebut. Sesekali, rumah itu dipakai untuk kegiatan rapat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Gema Perjuangan Maharani Nusantara Ali Nugroho, yang juga salah satu pendiri Gema Perjuangan Maharani, membenarkan bahwa rumah tersebut adalah markas organisasinya. Ali mengatakan rumah itu dulunya menjadi kantor salah satu kelompok pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam pemilihan presiden 2019. “Kami dipinjami senior-senior. Mereka yang menyewakan,” ujar Ali yang enggan menyebut nama seniornya tersebut.

Baca Opini Majalah Tempo: Di Bawah Bayang-Bayang Patron

Ali bercerita, kelompok yang didirikan pada Agustus 2020 itu semula bernama Gema Puan. Inisiatornya adalah sejumlah aktivis 1998. Belakangan, nama organisasi itu berubah seperti sekarang. Ali menyatakan dia mendukung Puan karena kinerjanya telah terbukti, dari menjadi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan hingga menjabat Ketua DPR.

Meski mendukung Puan, kata Ali, kelompok itu tak menerima bantuan dari Ketua bidang Politik dan Keamanan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut. Segala kegiatan organisasi ini bersumber dari kocek pribadi anggotanya. Ia mencontohkan, mereka yang ingin membentuk kelompok ini di daerah wajib mencetak spanduk dengan gambar dan kalimat dukungan untuk Puan. Setelah itu, mereka diwajibkan membuat video deklarasi yang kemudian disebar ke media sosial.

Baca: Faktor PDIP di Balik Pemisahan BRIN dan Kementerian Riset

Nama Puan disebut-sebut bakal berlaga dalam pemilihan presiden 2024. Namun elektabilitasnya masih rendah. Dalam berbagai survei, tingkat keterpilihannya masih di bawah kader PDI Perjuangan lain, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Sosial Tri Rismaharini. Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting pada 28 Februari-8 Maret lalu mencatat elektabilitas Puan hanya 1,7 persen. Adapun Ganjar dan Risma masing-masing memiliki tingkat keterpilihan 12 dan 5,2 persen.

Untuk menaikkan elektabilitas Puan, GPMN kerap mensosialisasi Puan baik di lapangan maupun media sosial. Menurut Ali, jaringan GPMN sudah tersebar di 120 kota kabupaten di seluruh Indonesia. Ketua GPMN Jawa Timur Marsiswo Dirgantoro mengklaim di wilayahnya sudah terbentuk 38 kepengurusan tingkat kabupaten/kota. Marsiswo mengklaim di daerah-daerah basis PDI Perjuangan, seperti Madiun, Ngawi, Kediri, Ponorogo dan Blitar, kepengurusan bahkan telah terbentuk sampai tingkat kecamatan.

Namun di kawasan Tapal Kuda, ujung timur Pulau Jawa, mereka masih kesulitan membentuk kepengurusan hingga tataran kecamatan. “Tapal Kuda kan dikenal daerah hijau. Jadi kami agak sulit cari pengurus. Kalau di daerah basis, daerah merah, banyak kader kecamatan yang sukarela mau jadi pengurus,” kata Marsiswo, yang mengaku pernah aktif dalam gerakan mahasiswa 1998.

Menurut Marsiswo, setiap pengurus diwajibkan menyebarkan berita positif melalui akun media sosialnya. Hal itu antara lain soal kinerja Puan Maharani dan program pemerintah yang prorakyat. Misalnya, program bantuan sosial serta bantuan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah dari Kementerian Koperasi. GPMN, kata Marsiswo, juga merekomendasikan nama-nama orang yang layak menerima bantuan tersebut. Sebagian di antaranya diakomodasi oleh pemerintah. “Nah, di situ kami masuk mempromosikan Mbak Puan sebagai calon presiden,” katanya.

Baca Arsip Majalah Tempo: Pesta Anyep Partai Pemenang

Ketua Dewan Pengurus Wilayah GPMN Jawa Tengah Agus Supriyadi menyebutkan organisasinya kini memiliki kepengurusan di empat daerah, yaitu Kota Semarang, Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, dan Brebes. Agus mengungkapkan organisasinya aktif mengenalkan Puan dengan membantu masyarakat mengakses program pemerintah. Menurut Agus, Dewan Pengurus Pusat GPMN menginstruksikan agar mereka bergerak langsung ke masyarakat.

Acara pembentukan Dewan Pengurus Wilayah Gema Perjuangan Maharani Nusantara Sumatera Selatan di Palembang, 1 Mei 2021. Dokumentasi Pribadi

Selain dari aktivis 1998, anggota Gerakan Perjuangan Maharani Nusantara berasal dari kader PDI Perjuangan. Di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari Fraksi PDIP di kabupaten itu, Sugito, menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah GPMN Gunungkidul. Sugito dulu mantan Sekretaris Daerah Gunungkidul 2002-2005. Sugito enggan berkomentar lebih banyak mengenai keterlibatannya di GPMN. Tapi dia mengakui ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengurus Pusat GPMN Dady Palgunad untuk memimpin organisasi tersebut di Gunungkidul.

Meski ada kader PDIP, Dady dan semua pengurus membantah jika GPMN disebut bekerja berdasarkan instruksi partai itu. Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Gema Perjuangan Maharani Nusantara Ali Nugroho mengatakan gerakan mereka lebih banyak didukung oleh keluarga Taufiq Kiemas, ayahanda Puan. “Bentuk dukungan secara moril, bukan materiel,” ujar Ali.

Dukungan misalnya datang dari salah satu anggota keluarga Taufiq Kiemas, Erwin. Dalam struktur Gema Perjuangan Maharani Nusantara, Erwin adalah pembina gerakan tersebut. Erwin merupakan kemenakan almarhum Taufiq Kiemas. Dia adalah sepupu jauh Puan. “Orang tua saya adik sepupu dari Pak Taufiq,” ujar Erwin.

Dia mengklaim tak pernah memberikan dukungan berupa dana, melainkan hanya semangat. Pertemuan dia dengan GPMN berawal ketika dirinya sedang ada acara di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, setahun lalu. Ketua DPP GPMN Dady Palgunadi saat itu datang menemui Erwin di salah satu hotel dan menjelaskan kegiatan GPMN. Erwin pun mengapresiasi gerakan tersebut.

Erwin, yang juga menjabat Wakil Komandan Satuan Tugas Cakra Buana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jawa Barat, dulu pernah menjadi Ketua Sahabat Muda Puti, relawan yang mendukung Puti Guntur Soekarno, cucu mantan presiden Sukarno, menjelang pemilihan Gubernur Jawa Barat. Belakangan, Puti malah menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Timur. Menurut Erwin, para pendukung Puti kini dia tarik untuk mendukung Puan.

Tak hanya Erwin, ada juga kerabat lain dari Taufiq Kiemas yang bergabung di GPMN. Ketua DPW GPMN Jawa Tengah Agus Supriyadi mengatakan salah satu adik Taufiq Kiemas mempunyai posisi di dewan pembina GPMN. Agus mengatakan dalam waktu dekat pengurus organisasinya akan melayangkan surat ke Dewan Pengurus Daerah PDIP Jawa Tengah untuk menjalin sinergi. Kerja sama itu bertujuan mempopulerkan nama Puan di masyarakat. “Bagaimanapun Mbak Puan itu trah Sukarno,” tuturnya.

DEVY ERNIS, SHINTA MAHARANI (DIY), JAMAL A. NASHR (SEMARANG), KUKUH S. WIBOWO (JAWA TIMUR), IQBAL LAZUARDI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus