Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Hasil Turnitin Karya Ilmiah Dekan Unas Kumba: 96-97 Persen Mirip dengan Artikel Lain

Koordinator KIKA, Satria Unggul Wicaksana Prakasa mengatakan, Dekan FEB Unas, Kumba Digdowiseiso melanggar etika akademik.

15 April 2024 | 20.32 WIB

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Perbesar
Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), Satria Unggul Wicaksana Prakasa, menyatakan adanya plagiarisme berat dalam publikasi ilmiah Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (Unas) Kumba Digdowiseiso yang terbit di Journal of Social Science (JSS) pada 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal itu diketahui berdasarkan pengecekan Turnitin. Hasilnya, terdapat kesamaan sebanyak 96 sampai 97 persen dalam tiga artikel. "Nama Kumba ada di 30 artikel dalam satu edisi di JSS," kata Satria ketika dihubungi Tempo, Senin, 15 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam tiga artikel yang dicek tersebut, dua artikel tertera 97 persen kesamaan dengan sumber lain di internet. Sementara satu artikel mirip sebanyak 96 persen. Satria menjelaskan, hal ini menunjukkan adanya proses publikasi predatoris. "Proses keculasan yang mengabaikan integritas publikasi hingga kemudian jumlahnya over," katanya.

Dari proses publikasi itu, lanjut Satria, para akademisi terikat dengan etik. Salah satu yang diatur dalam etika COPE tersebut adalah jurnal predator. Hal ini sebaiknya jadi perhatian para akademisi agar tak memanfaatkan jurnal predator. Jika tidak, integritas tercederai. "Kalau di dalam mekanisme internasional ada Committee on Publication Ethics (COPE)," tuturnya.

Dalam tulisan ilmiahnya, Kumba juga diduga mencatut sederet nama dosen Malaysia. Satria mengatakan apa yang dilakukan oleh guru besar muda Unas itu merupakan pelanggaran berat dari etika akademik. "Itu pelanggaran berat," ujarnya.

"Kami bahkan membuat simulasi di 2024 ada 164 publikasi seperti yang dibuat oleh Kumba. Sehari bisa membuat satu artikel itu gimana caranya? Ini impossible," ujar Satria.

Koordinator KIKA itu menyayangkan kasus yang menjerat Kumba menjadi perbincangan internasional.  Padahal, kata dia, Kumba merupakan lulusan S2 dan S3 dari Eropa yang semestinya paham etika akademik. 

Sebelumnya, Retraction Watch menuliskan laporan bahwa Kumba mencatut nama asisten profesor keuangan di Universiti Malaysia Terengganu, Safwan Mohd Nor. Safwan sama sekali tidak mengenal nama Kumba. 

“Kami bahkan tidak tahu siapa orang ini,” kata Safwan Mohd Nor dikutip dari Retraction Watch, Jumat 12 April 2024.

Nama Safwan tercantum di empat publikasi ilmiah yang tidak diindeks oleh Web of Science milik Clarivate. Ia menduga, publikasi ilmiah itu bermasalah.  “Sepertinya ini seperti jurnal penipuan atau predator,” kata Safwan.

Ada nama 24 staf di Universiti Malaysia Terengganu yang tanpa sepengetahuan mereka masuk dalam daftar penulis di publikasi ilmiah Kumba. Berdasarkan profil Google Scholar, Kumba juga telah menerbitkan setidaknya 160 makalah di 2024.

Intan Setiawanty

Memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2023. Alumni Program Studi Sastra Prancis Universitas Indonesia ini menulis berita hiburan, khususnya musik dan selebritas, pendidikan, dan hukum kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus