Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Husein Mutahar atau dikenal dengan nama H. Mutahar memegang peranan penting dalam setiap perjuangan bangsa ini. Pria benama asli Al Habib Muhammad bin Husein al Mutahar ini banyak menciptakan lagu-lagu perjuangan. Ia pula penyelamat bendera pusaka Ketika Belanda melancarkan agresi militernya yang ke-2.
Selain itu, pada 1961, Husein Mutahar diberikan penghargaan oleh Presiden Sukarno dengan Anugerah Bintang Mahaputera. Selain hal-hal tersebut, salah satu hal yang sering luput dari perhatian orang-orang adalah Husein Mutahar merupakan penggagas dari terbentuknya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau dikenal dengan nama Paskribaka.
Saat itu, Husein Mutahar yang menjadi ajudan presiden diperintahkan Sukarno untuk mengurusi masalah upacara kemerdekaan Indonesia yang kedua. Dalam benak pikiran Mutahar, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh para pemuda terpilih yang mewakili daerahnya masing-masing. Hal ini dimaksudkan oleh Mutahar untuk menunjukan representasi daerah dalam kegiatan nasional. Saat itu, Mutahar memilih lima pemuda yang berdomisili di Yogyakarta dengan rincian tiga laki-laki dan dua perempuan.
Pada 1967, saat itu Husein Mutahar yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diminta Presiden Soeharto untuk menyusun tata cara pengibaran bendera pusaka. Tata cara pengibaran bendera pusaka yang dirumuskan oleh Mutahar menghasilkan tiga kelompok bagi Paskribaka, yaitu Pasukan 17 yang bertugas sebagai pengiring, Pasukan 8 yang bertugas sebagai pembawa bendera, dan Pasukan 45 yang bertugas sebagai pengawal. Formasi ini terus digunakan sampai saat ini dan formasi tersebut menyimbolkan tanggal kemerdekaan bangsa Indonesia.
EIBEN HEIZIER
Baca: Husein Mutahar Penyelamat Sang Saka Merah Putih Saat Agresi Militer Belanda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini