Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rupanya ledakan berasal dari dua buah bom. Yang pertama di sebuah bengkel tambal ban di seberang rumah Sitorus. Yang lain persis di balik pagar rumahnya. Syukurlah, pagar tembok setebal 25 sentimeter itu masih membentengi nyawa mereka. Lebih cepat sedetik saja melangkah keluar, tubuh pendeta dari Gereja Methodist Indonesia ini niscaya sudah tercabik. "Kata dokter, pendengaran saya rusak 20 persen, anak saya 50 persen," katanya kepada TEMPO.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo