Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ibadah tadarus Al Quran saat Ramadhan kini tidak lagi menjadi sebuah halangan bagi insan tuli, lantaran Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Agama menyediakan layanan kajian dan belajar membaca Al Quran bagi Insan Tuli dalam program Tadarus Al Quran Isyarat (TAQI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegiatan ini dilakukan setiap Senin hingga Kamis mulai pukul 09.00 hingga pukul 10.00 WIB secara online. Program ini akan dilakukan secara rutin selama Ramadan, mulai dari 3 Maret hingga 20 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kegiatan Tadarus Al Quran Isyarat (TAQI) ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi dan ikhtiar Kementerian Agama dalam memenuhi dan mewujudkan hak sahabat tuli Muslim untuk mengakses salah satu hak keagamaan mereka, yaitu memperoleh kemudahan akses layanan kitab suci Al Quran, sesuai amanat Undang Undang nomor 8 tahun 2016," ujar Ketua Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Abdul Aziz Sidqi dalam pembukaan TAQI yang dilakukan secara daring, Senin, 3 Maret 2025.
Pada tadarus Al Quran isyarat ini, LPMQ menyediakan mushaf Al Quran dengan menggunakan bahasa isyarat yang terbagi ke dalam dua jenis mushaf. Pertama, Mushaf Kitabah, yaitu mushaf Al Quran yang menjelaskan isi Al Quran berdasarkan tulisan. Kedua, Mushaf Tilawah yang menjabarkan cara membaca Quran dengan bunyi.
Mushaf atau cetakan Al Quran tersebut dilengkapi dengan gambar tangan yang membentuk bahasa isyarat yang biasa digunakan Insan Tuli. "Makanya mushafnya jadi lebih tebal dua kali lipat," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha LPMQ, Muhammad Musadad kepada Tempo.
Dalam TAQI, materi dan pengajar tadarus berasal dari insan tuli itu sendiri. Mereka tergabung dalam berbagai organisasi Disabilitas Rungu di seluruh Indonesia seperti Asosiasi Tuli Muslim Indonesia (ATMI), Rumah Quran isyaroh Bandung, Majelis Ta'lim Tuli Indonesia, Yayasan Pendidikan Tuli Magelang, Yayasan Ibtisamah Mulia Bekasi, dan Rumah Tuli Jatiwangi Majalengka.
Saat dimulai pendaftaran hingga hari pertama dilakukannya tadarus, terdapat 500 Peserta yang ikut dalam program TAQI. Meski diperuntukkan bagi insan tuli, kegiatan tadarus ini juga terbuka bagi peserta dari kalangan nondisabilitas. "Misalnya keluarga atau rekan para insan tuli yang diharapkan dapat ikut mengajarkan mereka. Dalam kegiatan ini, kami juga dibantu oleh Juru Bahasa Isyarat," kata Musadad.
LPMQ berharap insan tuli mau dan dapat mempraktikan membaca Al Quran setelah TAQI dan Ramadan selesai. Lantaran itu dalam setiap sesi tadarus, TAQI menyediakan doorprize bagi 3 peserta yang aktif berpartisipasi dan mempraktikn ayat Al Quran yang sudah dibaca. Doorprize tersebut bermacam jenisnya, salah satunya berupa mushaf Al Quran isyarat yang langsung dikirim ke rumah masing-masing peserta. "Supaya peserta semangat. Pertama-tama kami akan fokus dulu pada ayat yang ada di Juzama, seperti hari pertama kemarin di Al Fatihah," kata Musadad.
Tadarus dilakukan melalui layar ponsel ataupun laptop, dimana pemateri memberikan materi pengajaran melalui aplikasi Zoom Meeting. Dalam layar terdapat dua gambar, yaitu gambar pemateri dan ayat Quran yang dikaji. Dalam tadarus ini, LPMQ bertugas sebagai moderator yang dibantu oleh 3 orang juru bahasa isyarat yang bertugas secara bergantian.