Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Insiden Becak

Polisi menertibkan becak sering tidak bijaksana, sehingga menimbulkan rasa dongkol. bentrokan dengan oknum abri lain, sebagai pemilik atau pelindung usaha becak sering pula terjadi.

14 Agustus 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"DALAM menegakkah keamanan dan ketertiban masyarakat semua angkatan harus tunduk pada kepolisian. Bila ada kesatuan atau oknum yang melibatkan diri atau menjadi backing harus ditindak. Dan polisi diharuskan tegas tanpa ragu-ragu " Ini diucapkan Menhankam Jenderal Maraden Panggabean selesai pembukaan Seminar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Hotel Sahid Jakarta dua Senin lalu. Tiga hari setelah itu -- atau tepatnya 10 jam sebelum ditutupnya seminar itu -- warga kepolisian ibukota mendapat cobaan dari sekelompok oknum ABRI. Di Kamis pagi itu, sekitar jam 11.00 polisi lalulintas Komdak dan Komwil 75 Jakarta Timur kembali menertibkan becak-becak di dekat kompleks Berlan di jalan Matraman Raya. Sejumlah becak yang melanggar DBB diangkut ke atas truk untuk dibawa ke Komwil. Tapi seorang anggota ABRI yang kebetulan ada di situ -- dan merasa ikut memiliki kendaraan roda tiga itu -- minta agar becaknya diturunkan dari atas truk. Setelah tarik urat sebentar, akhirnya becak itu memang dikembalikan. Tapi sementara pengembalian becak itu sedang dilakukan, entah bagaimana timbul ketegangan dengan petugas kepolisian. Polisi dilempari batu. Mungkin bermaksud menghindari bentrokan, polisi terpaksa melepaskan beberapa tembakan peringatan. Tapi sial. Pelurunya ada yang nyasar mengenai seorang pemuda dan tiga anak lainnya. Dua harus dibawa ke rumah sakit dan dua boleh pulang karena lukanya dianggap tak seberapa. Letnan Dua Dony dan Kopral Satu Sunyoto diberitahu bahwa ada anak yang terkena sasaran peluru. Kedua polisi ini mengikuti orang yang memberitahunya. Mereka terpancing dan masuk ke kompleks yang ditempati berbagai kesatuan TNI-AD. Di tempat itulah Dony dan Sunyoto dilucuti. Mereka juga dipukuli oleh 8 orang. Untung para petugas yang tidak terpancing segera -- menghubungi Komwil, Komdak dan Komando Garnisun Berkat kecepatan bertindak kesatuan-kesatuan ini penderitaan lebih berat Dony dan Sunyoto bisa dihindari. Kedua petugas ini kontan masuk rumah sakit. Keributan dalam peneriban becak biasanya terjadi pada garis perbatasan antara daerah yang boleh dijamah dan yang terlarang Intuk becak. Kebijaksanaan petugas dalam melaksanakan perihal atasan rupanya perlu diperhatikan. Terutama pada daerah yang dianggap 'rawan". Sering terlihat polisi lalulintas dan DLLAJR menggiring becak yang melanggar dengan caranya sendiri. Beberapa becak diuber sehingga terbirit-birit sampai menabrak becak lainnya atau terlindas jip yang dinaiki petugas. Di dekat Hotel Indonesia yang pernah terjadi lain lagi: Becak yang masuk ke daerah terlarang tidak dibawa ke kantor polisi. Juga tidak disuruh kembali ke daerah tak terlarang. Si abang becak malah disuruh masuk agak jauh ke daerah terlarang. Tapi kemudian mereka dibelokkan ke dekat kali kecil. Di situlah abang-abang becak diharuskan mendorong becaknya masuk ke kali. Rasa mendongkol terhadap tindakan semacam itu memang jarang dinyatakan. Kejadian di Berlan merupakan perkecualian -- tentunya karena para pemilik becak, yang kini terpojok di daerah Berlan itu kebetulan punya otot dan senjata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus