Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

ISI Surakarta Buka Perkuliahan di Banyuwangi Tahun Ini

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta membuka kelas perkuliahan di Banyuwangi mulai tahun ajaran 2025/2026.

13 April 2025 | 19.54 WIB

Sejumlah seniman dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menari mengiringi alunan Gendhing Puspowarno dalam pembukaan International Gamelan Festival di Benteng Vastenburg Kamis malam 9 Agustus 2018. Puspowarno merupakan komposisi gamelan yang pernah dibawa ke luar angkasa melalui misi Voyager 1. TEMPO/Ahmad Rafiq
Perbesar
Sejumlah seniman dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menari mengiringi alunan Gendhing Puspowarno dalam pembukaan International Gamelan Festival di Benteng Vastenburg Kamis malam 9 Agustus 2018. Puspowarno merupakan komposisi gamelan yang pernah dibawa ke luar angkasa melalui misi Voyager 1. TEMPO/Ahmad Rafiq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Banyuwangi -- Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta membuka kelas perkuliahan di Banyuwangi mulai tahun ajaran 2025/2026. Pendaftaran mahasiswa baru dibuka pada Mei 2025. Rektor ISI Surakarta I Nyoman Sukerta bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani untuk mematangkan persiapan teknis perkuliahan di Banyuwangi, Jawa Timur. “Pendaftaran akan kami pada Mei 2025 melalui jalur mandiri. Silakan bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar,” ujar I Nyoman Sukerta dalam keterangan tertulis pada Ahad, 13 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sukerta menjelaskan, di tahun awal ini ada dua program studi (prodi) yang ditawarkan ISI di kampus Banyuwangi, yakni etnomusikologi dan tari. Masing-masing prodi membuka kuota untuk 15 mahasiswa baru. Sukerta menuturkan, setelah prosedur perizinan pendirian program studi di luar kampus utama selesai, pihaknya akan menambah lagi prodinya. "Misalnya, film televisi, desain komunikasi visual, dan lainnya. Di ISI Solo, kami punya 23 prodi yang juga bisa dibuka di Banyuwangi,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Sukerta, Banyuwangi memiliki kekayaan seni dan budaya yang beragam dan khas, misalnya gandrung, barong, jaranan buto, trengganis, kuntulan, dan banyak lainnya. Potensi besar di bidang seni budaya tersebut diyakini mampu menjadi ekosistem pendidikan yang baik. Menurut dia, Banyuwangi memiliki warisan seni dan budaya endemik yang tidak bisa ditemukan di daerah lain. “Inilah yang menarik perhatian kami untuk hadir di sini agar putra daerah Banyuwangi bisa belajar secara akademik dan ilmiah untuk pelestarian dan pengembangan warisan budaya leluhurnya,” ujarnya.

ISI Surakarta akan melibatkan seniman dan budayawan lokal Banyuwangi sebagai pengajar, selain tenaga dosen pengajar dari ISI. "Begitu juga kurikulumnya, akan didesain memuat kesenian lokal Banyuwangi, sehingga kehadiran ISI di Banyuwangi benar-benar bisa menguatkan fondasi kearifan lokal Banyuwangi,” katanya.

Adapun Bupati Ipuk Fiestiandani menyambut baik dibukanya kelas pembelajaran ISI Surakarta di Banyuwangi. Menurut dia, hal ini momentum untuk meningkatkan SDM, khususnya di bidang seni dan budaya. “Kehadiran ISI diharapkan tidak hanya memfasilitasi anak-anak Banyuwangi untuk belajar tentang seni, tapi juga menjadikan seni dan budaya Banyuwangi semakin berkembang sesuai dengan kemajuan zaman,” ujar Ipuk.

Ipuk menegaskan, pemerintah kabupaten Banyuwangi akan mendukung penuh dibuka kelas perkuliahan baru tersebut. “Lokasi dan fasilitas sudah kami siapkan, termasuk beberapa sarana dan prasana penunjang yang dibutuhkan akan disuport dari anggaran daerah,” ujar Ipuk.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Hasan Basri mengatakan bersyukur ISI Surakarta hadir di Banyuwangi. Apalagi, kurikulum pembelajarannya akan dirancang dengan memuat kesenian Banyuwangi. 

Hasan mengatakan, DKB mendukung penuh program-progran ISI Surakarta di Banyuwangi. “DKB sudah getol sosialisasi, keliling ke sanggar-sanggar. Kami juga berencana lewat jalur pemerintah desa karena ini termasuk dukungan untuk membangun Banyuwangi di bidang kebudayaan,” tutur Hasan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus