Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan telah menyiapkan 200 titik lokasi untuk pembangunan Sekolah Rakyat. Sebagian besar sekolah itu masih dalam tahap rencana pembangunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut dari total 200 lokasi yang ditargetkan, hanya 53 yang sudah memiliki bangunan eksisting. Aset itu berasal dari Kementerian Sosial maupun pemerintah daerah. Sisanya, sebanyak 147 lokasi masih memerlukan pembangunan gedung baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Yang 53 ini bangunannya sudah ada, tapi tetap perlu renovasi dan tambahan fasilitas. Yang sisanya akan dibangun dari awal,” kata Prasetyo saat memimpin rapat koordinasi percepatan penyediaan sarana dan prasarana sekolah rakyat di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta Selatan, dikutip melalui keterangan resmi Kemensos, Selasa, 15 April 2025.
Meski disiapkan untuk menjawab kebutuhan pendidikan warga miskin ekstrem, Prasetyo mengakui bahwa proses optimalisasi masih memerlukan penyesuaian besar. Beberapa bangunan yang ada dinilai belum layak pakai dan memerlukan pembenahan agar dapat difungsikan sebagai sekolah.
“Dibutuhkan perbaikan, renovasi, dan penambahan fasilitas supaya bisa digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar,” ujarnya.
Pemerintah mengklaim penempatan sekolah rakyat telah mempertimbangkan data sebaran kantong kemiskinan ekstrem. Namun, belum dijelaskan secara rinci wilayah mana saja yang akan menjadi prioritas dan bagaimana mekanisme seleksi penerima manfaat akan dijalankan.
Rapat koordinasi tersebut juga dihadiri oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Wakil Menteri Diana Kusumastuti, serta perwakilan dari Kementerian BUMN.
Pilihan editor: Momen Prabowo Rayakan Hari Ulang Tahun Teddy Indra Wijaya