Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Presiden Prabowo Subianto menunjuk Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) yang telah kosong selama dua tahun. Menurut Puan, kursi Dubes Indonesia di AS yang ditinggalkan Rosan Roeslani harus segera diisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebaiknya untuk pos-pos yang masih kosong, pemerintah bisa segera menindaklanjutinya," ujar Puan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, pada Senin,14 April 2025. "Kami di DPR menunggu hal tersebut," ucapnya melanjutkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor:Isu Reshuffle Kabinet Setelah Pertemuan Prabowo-Megawati
Sepakat dengan Puan, Ketua Komisi Bidang Luar Negeri DPR Utut Adianto menilai sebaiknya Dubes AS segera dipilih. Dalam pekan ini Utut menjadwalkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Sugiono untuk membahas sejumlah agenda, termasuk pengadaan anggaraan untuk pos-pos yang kosong.
"Kami akan jadwalkan di hari Kamis. Kami upayakan ketemu semua mitra kami. Karena ini kan habis Lebaran, kami juga sudah harus bersiap," ujar Utut di kawasan Gedung DPR, Senin. Utut menekankan, keputusan akhir penunjukan Dubes AS itu berada di tangan Presiden Prabowo serta Menteri Luar Negeri Sugiono.
Sebagai mitra kerja Kementerian Luar Negeri, Utut menyatakan siap untuk menindaklanjuti arahan pemerintah bilamana diplomat Indonesia untuk suatu negara telah dipilih. Menurut Utut, ada sejumlah etika diplomatik dalam pengutusan duta besar.
"Biasanya kita kirim nota, nama, mereka melakukan persetujuan baru di sini bisa jalan. Kalau komisi I, setiap saat ketika surat dari Presiden hadir, surat dari Ketua DPR hadir, pasti segera kami jadwalkan," tuturnya.
Sebelumnya kekosongan kursi Dubes AS menjadi sorotan usai pemerintah ingin melakukan lobi atas kebijakan tarif impor resiprokal yang disahkan oleh Presiden Donald Trump.
Usai Trump mengumumkan tarif impor timbal balik 32 persen untuk Indonesia, lembaga riset ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) meminta Presiden Prabowo segera menunjuk Duta Besar AS.
"Sudah hampir dua tahun kita tidak punya wakil di Washington, padahal AS mitra dagang kedua terbesar Indonesia. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengabaian terhadap kepentingan nasional,” kata peneliti INDEF, Andry Satrio Nugroho, pada Kamis, 3 April 2025.
Menurut Andry, keberadaan duta besar definitif di Washington seharusnya bisa memperkuat posisi Indonesia di hadapan AS sebelum pengumuman tarif Trump. Saat ini karena jabatan tersebut kosong, dia mengatakan, lobi-lobi politik dengan AS terhambat.
"Tidak ada mekanisme lobi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat. Itu yang menyebabkan AS bisa mengambil alasan-alasan (penerapan tarif) yang menurut saya bisa terbantahkan," ucap Andry.
Dia pun mengatakan agar jabatan Duta Besar di AS tidak dijadikan tempat kompromi politik. “Kita butuh sosok yang paham diplomasi ekonomi dan berpengalaman dalam lobi dagang. Ini bukan posisi simbolik, ini garis depan pertahanan perdagangan Indonesia,” tegasnya.
Andry juga meminta Presiden Prabowo agar segera menunjuk duta besar yang punya rekam jejak kuat di bidang perdagangan dan investasi. “Setiap hari tanpa perwakilan di AS adalah hari di mana posisi tawar kita melemah. Kita kehilangan momentum, kehilangan peluang, dan kehilangan kendali,” ucap dia.
Sultan Abdurrahman berkontribusi pada penulisan artikel ini.