Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden ke-7, Joko Widodo, siap menghadapi gugatan wanprestasi mengenai batalnya produksi mobil Esemka. Gugatan tersebut dilayangkan oleh Aufaa Luqmana Re A, warga Ngoresan, RT01 RW02, Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri (PN) Kota Solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pilihan editor: Pemerintah Abai Melindungi Pers dari Serangan Siber
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Nanti ditanyakan ke pengacara karena sudah kami serahkan semuanya ke pengacara," ujar Jokowi saat ditemui wartawan di rumahnya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jumat, 11 April 2025.
Adapun Aufaa merupakan anak ketua Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman. Selain Jokowi, ada dua pihak tergugat lainnya yakni Wakil Presiden ke-13 Ma'ruf Amin dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) sebagai produsen mobil Esemka tersebut.
Jokowi menyatakan siap melayani gugatan tersebut sebagai warga negara yang taat terhadap hukum. "Ini negara hukum, semuanya sama di mata hukum. Ya, ada gugatan yang dilayani," ucap Jokowi.
Jokowi belum memastikan akan menghadiri langsung sidang perdana gugatan wanprestasi yang akan digelar pada Kamis, 24 April mendatang atau tidak. Ia mengaku belum berkonsultasi dengan pengacaranya soal gugatan tersebut.
Jokowi menyatakan telah menyiapkan tim kuasa hukum yang berbeda dengan tim yang sedang menangangi gugatan dugaan ijazah palsu. "Urusan yang berbeda oleh pengacara yang berbeda," kata dia.
Menanggapi pabrik mobil Esemka yang saat ini dikabarkan tidak beroperasi, Jokowi mengatakan itu perusahaan swasta. Saat menjabat Wali Kota Solo hingga presiden, Jokowi hanya mendorong hasil karya anak-anak SMK.
"Ya itu pabriknya siapa? Itu kan swasta kan. Sebetulnya kami sebagai wali kota, itu hanya mendorong hasil karya anak-anak SMK. Dengan teknisi-teknisi yang di bidang otomotif, kami dorong, kami mau ngajak untuk uji emisi," ujarnya.
"Itu yang memang harus dilakukan oleh pemerintah. Tapi setelah itu, apakah ada yang ingin berinvestasi di situ atau tidak itu sudah persoalan yang lain. Kami pun juga mendorong agar ada investor yang mau berinvestasi di situ."
Menurut Jokowi, investasi di bidang otomotif harus menghadapi persaingan yang tidak mudah. Apalagi perusahaan swasta menerapkan strategi yang kompetitif. "Investasi di bidang otomotif kan saingannya enggak mudah" kata dia.
Saat ditanya apakah mengikuti perkembangan pabrik mobil Esemka saat ini, Jokowi mengatakan itu sudah di wilayah sektor swasta. "Masa kami ngikuti setiap saat? Ya sudah kami buka, tapi masalah produksi, masalah marketing, masalah setelah laku dan tidak laku kan memang harus menjadi urusan perusahaan itu," tutur dia.