Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menuding, Egianus Kogoya membebaskan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, bukan atas dasar kemanusiaan. Panglima TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, itu dituduh membebaskan Philip karena menerima suap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mereka terima uang suap, bukan atas dasar kemanusiaan. Mereka ada perjanjian politik dengan mantan Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge," kata Sebby dalam keterangan voice note WhatsApp yang diterima Tempo, Ahad 29 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Sebby untuk menanggapi berita Tempo berjudul 'Egianus Kogoya Bantah Tudingan Terima Uang dalam Pembebasan Pilot Susi Air' pada Selasa 24 September 2024. Dalam berita itu, Tempo menulis pernyataan Egianus bahwa pembebasan dilakukan atas dasar kemanusiaan. Pernyataan itu dilihat dari video berdurasi 5 menit 18 detik yang diterima dari sumber Tempo.
Sebby mengatakan, video yang diterima Tempo itu dibuat pada 21 September 2024. Video itu dibuat dalam rangka upacara pelepasan pilot. Konteks video itu bukan untuk menanggapi pernyataan Sebby yang menuduh Egianus menerima suap.
"Video itu tak bisa jadi argumentasi hukum untuk membalas bahwa pembebasan pilot dilakukan karena terima suap," kata Sebby.
Sebby lantas mengirimkan dua screenshot percakapan antara dirinya dengan Egianus Kogoya di aplikasi WhatsApp. Dua percakapan itu diklaim dilakukan pada dua waktu berbeda. Salah satunya dilakukan pada 3 Agustus 2024.
Pada percakapan 3 Agustus 2024, Egianus Kogoya menginformasikan bahwa pihaknya sudah menyerahkan pilot kepada pihak fasilitator. Dalam percakapan itu pula, Egianus meminta nomor rekening Sebby untuk diberikan uang. "Kaka Jubir, kirim nomor rekening supaya kami kirim uang," tulis seseorang yang disebut Egianus oleh Sebby dalam percakapan itu.
Selain percakapan WhatsApp, Sebby juga mengirimkan sebuah video yang menunjukkan ada hubungan antara Egianus dengan mantan Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge. Video itu diklaim dibuat pada 24 Agustus 2024.
Video berdurasi 4 menit 52 detik itu berisi pengakuan Egianus bahwa Edison melalui timnya kerap berhubungan dengan Egianus. Edison disebut punya andil menjamin keamanan masyarakat ketika Philip disembunyikan. Egianus pun mengklaim, atas semua bantuan itu, Edison meminta dirinya untuk mendukung partainya. "Pak Edison minta selamatkan saya punya partai," kata seorang yang disebut Egianus oleh Sebby dalam video itu.
Namun, Egianus menyebut, tidak mau melakukan permintaan Ediaon. Ia menegaskan tidak akan menyerahkan Pilot Susi Air kepada Edison Gwijangge dan timnya. Sebab, pilot akan dijemput oleh tim fasilitator internasional dari pihak Selandia Baru.
Sebby menjelaskan, video itu sebetulnya merupakan bentuk klarifikasi atas pernyataan Egianus pada 15 Agustus 2024. Ia menyebut, Egianus pernah mengatakan dalam sebuah video bahwa mendukung Edison menjadi bupati Ndugama dalam Pilkada 2024.
Sebby mengklaim marah atas pernyataan itu. Menurut Sebby, TPNBP tak ada hubungannya dengan politik Indonesia. Sebab, TPNBP ingin Papua Merdeka. Ia juga menyebut, Egianus selama ini mendapatkan bahan makanan dari Edison. "Egianus tak bertanya, dari mana sumber makanan itu? Itu dari TNI-Polri. Padahal, hukum kami melarang hal itu. Kalau makan artinya akan mati dalam perang atau oleh alam," kata Sebby.
Atas dasar itu, Sebby menduga, Egianus menyerahkan Pilot karena suap. Padahal, Egianus disebut sudah berjanji menyerahkan Pilot Susi Air ke fasilitaror internasional.
Sebelumnya, markas pusat TPNPB-OPM menyebut keterlibatan mantan Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge dalam operasi pembebasan Philip sarat kepentingan politik menjelang Pilkada 2024.
Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, mengatakan keberadaan Edison sebetulnya tidak berpengaruh signifikan dalam operasi pembebasan Philip yang merupakan pilot maskapai penerbangan Susi Air. Sebab, TPNPB telah memiliki niat dan rencana untuk membebaskan pilot berpaspor Selandia Baru tersebut pada September ini.
"Kami sudah umumkan proposal dan Egianus juga sepakat. Sehingga hanya tinggal bebaskan sandera pilot saja," kata Sebby melalui pesan suara singkat.
Menurut Sebby, pada 11 September lalu markas pusat TPNPB telah menerbitkan proposal pembebasan, yang pada salah satu poinnya meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pegiat hak asasi manusia internasional, serta Indonesia untuk menjadi fasilitator.
"Tetapi Egianus khianati kami, dia menyerah pada TNI-Polri dengan serahkan pilot kepada Edison," ujar Sebby.
Mantan Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge belum berkenan menjawab konfirmasi Tempo ihwal tudingan TPNPB yang menyebut perannya sarat kepentingan politik jelang pilkada.
Saat ditemui Tempo di bilangan kompleks Kartika Chandra Jakarta, Edison beralasan ingin beristirahat terlebih dahulu usai bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Senin, 23 September malam.
Kepala Operasional Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhan juga membantah klaim adanya pemberian uang dan kepentingan politik Edison dalam operasi pembebasan Philip.
"Tudingan tersebut tidak memiliki bukti yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Faizal.
Philip disandera milisi TPNPB setelah mendaratkan pesawat Susi Air dengan kode registrasi PK-BVY di lapangan terbang Paro, Nduga pada 7, Februari 2023 lalu. Kala itu, TPNPB berkeinginan menukar pembebasan Philip dengan pengakuan kemerdekaan Papua dari Wellington dan Jakarta.
Setelah hampir dua puluh bulan menjadi sandera, kini Philip telah berada kembali bersama keluarganya. Ia diterbangkan dari Nduga menuju markas korps kepolisian Brigade Mobil Batalyon B/Timika untuk menjalani pemeriksaan medis dan psikologis sebelum diterbangkan menuju Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta pada 21, September 2024.
Andi Adam Faturrahman berkontribusi dalam tulisan ini