Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan masyarakat seharusnya tidak meremehkan persoalan bangsa Indonesia yang ia nilai lemah dalam bidang pertahanan. Pernyataan ini diucapkan Sandiaga menanggapi salah satu momen debat dimana pasangannya, Prabowo Subianto, menunjuk audiens dan menanyakan apa yang ditertawakan dengan suara meninggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sandiaga, masyarakat harusnya prihatin melihat pertahanan Indonesia yang masih lemah, bukannya mentertawakan. "Dan pak Prabowo ingin mengingatkan ini bukan suatu hal yang perlu ditertawakan," kata Sandiaga di Rumah Siap Kerja, Jakarta Selatan, Sabtu, 30 Maret 2019.
Prabowo sempat bertanya kepada hadirin dengan suara meninggi saat debat keempat tadi malam. Momen ini terjadi saat Prabowo berbicara ihwal lemahnya pertahanan Indonesia.
Sambil menunjuk ke arah hadirin, Prabowo bertanya, "Kenapa kalian ketawa? Pertahanan kita lemah, kalian ketawa. Lucu, ya?" tanya Prabowo saat debat di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019. Tak jelas barisan penonton mana yang ditunjuk Prabowo.
Prabowo sebelumnya mengatakan pertahanan Indonesia sangat rapuh dan lemah. Dia merujuk pada ketersediaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan persediaan amunisi pertahanan lainnya.
Sandiaga menuturkan kehormatan dan kedigdayaan bangsa merupakan hal yang perlu dipertahankan. Ia juga mengatakan Joko Widodo atau Jokowi sendiri juga tak mentertawakan Prabowo saat mantan Danjen Kopassus itu mengutarakan pandangannya soal pertahanan Indonesia.
"Pak Jokowi ini sendiri tidak ketawa karena pertahanan dianggap serius. Tapi banyak dari audiens ketawa," tutur Sandiaga. "Makanya sering saya bilang jangan terlalu undang banyak orang dalam debat. Akhirnya jadi konyol begitu."
Sandiaga pun mengingatkan ia telah berulang kali menyarankan debat hanya dihadiri maksimal 50 orang dari masing-masing pendukung paslon. "Saya selalu bilang, batasi 50. Kenapa? Saya ingin kekonyolan itu gak terulang lagi. Masa bangsa kita mengetawai sebuah subjek yang menurut saya sangat serius? Itu masalah kehormatan bangsa kita," ucap Sandiaga Uno.