Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kehadiran Figur Publik di Ponpes Al Zaytun, dari Connie Bakrie hingga Ilham Aidit

Figur publik seperti analis militer Connie Bakrie, Ilham Aidit, sampai Youtuber Pablo Benua hadir memberikan sambutan di Ponpes Al Zaytun.

25 Juli 2023 | 09.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 19 Juli 2023 lalu, Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun mengadakan acara Peringatan Satu Syuro atau 1 Muharram 1445 Hijriyah yang disiarkan secara langsung melalui channel Youtube Al Zaytun Official.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Siaran langsung tersebut menimbulkan reaksi, selain pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang beberapa figur yang hadir memberikan sambutan. Sambutan pertama, diberikan oleh Connie Rahakudini Bakrie atau Connie Bakrie.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sambutannya, Connie mengatakan bahwa kedatangannya ini bermaksud untuk menyaksikan galangan kapal milik Al Zaytun dan memaparkan tentang keberagaman yang diajarkan oleh Pondok Pesantren tersebut.

“Saya di sini datang sebagai guru dan pendidik sekaligus menyaksikan galangan kapal serta seluruh perangkat terwujudnya ekonomi semi biru, yang diwujudkan dalam bentuk kerja nyata bukan hanya wacana oleh Al Zaytun,” tegas Connie.

Connie yang memang dikenal sebagai analis militer yang cukup populer. Ia dikenal ketika dirinya menulis artikel ilmiah mengenai tantangan, kebutuhan, dan masalah pembangunan postur serta kapabilitas militer Indonesia pada era reformasi.

Perempuan lulusan PCSS (Asia Pacific Center for Security Studies) dan juga lulusan dari Institute of National Security Studies (INSS) di Tel Aviv, Israel ini menyampaikan bahwa Al-Zaytun merupakan contoh kecil bahwa Indonesia dapat menjadi negara maju layaknya Jepang, Cina, Italia, Rusia, dan seterusnya.

“Adanya galangan kapal di Al Zaytun membuktikan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia dapat memberikan gerakan sosial kecil tetapi akan menjadi masif jika diikuti oleh yang lainnya,” ujar Connie.

Selain Connie, figur publik yang memberikan sambutan lainnya adalah Ilham Aidit. Ia dikenal sebagai anak dari Partai Komunis Indonesia Dipa Nusantara Aidit. Selama hidupnya, ia mengaku dipinggirkan dikucilkan, bahkan kerap dianggap sebaagi musuh negara hanya karena memiliki nama Aidit.

Di Indonesia, paham komunisme memang masih dilarang sesuai dengan ketetapan MPR. Meskipun begitu, bagi Ilham, "Yang berbahaya bagi Indonesia bukanlah paham komunisme, melainkan korupsi, neoliberalisme, dan separatisme,” ujarnya pada Tempo 28 Oktober 2013 silam.

Hal yang serupa juga diungkapkan pada sambutan di Pondok Pesantren Al Zaytun. Menurutnya, undangan dari Al Zaytun contoh bahwa Panji Gumilang memiliki keterbukaan dalam berbagai pemikiran.

“Saya kaget, karena selama hidup saya dicap sebagai musuh negara karena anak dari DN Aidit. Tetapi saya mengapresiasi, karena ketika diundang, saya melihat bahwa Panji Gumilang tidak melihat perbedaan pemikiran sebagai sesuatu yang mengganggu,” ujar Ilham. “Kiri, tengah, kanan, pernah sama-sama membangun Indonesia,” ujarnya.

Setelah Ilham Aidit, figur lain yang hadir adalah Pablo Benua sekaligus menjadi orang terakhir yang memberikan sambutan dalam acara yang berlangsung kurang lebih 5 jam tersebut.

Dalam pidatonya, Pablo memberikan pernyataan yang cukup kontroversial. Ia mengatakan bahwa dirinya siap mendanai biaya operasional Al-Zaytun. “Kalau nanti Al Zaytun kekurangan operasional tinggal minta sama saya, saya kasih, demi pendidikan Indonesia,” kata Pablo yang merupakan YouTuber sekaligus pengusaha tersebut.

Selain menjadi pengusaha dan YouTuber, sosok Pablo dikenal karena kontroversinya. Dirinya sempat mendekam penjara selama 1 tahun 8 bulan, akibat mencemarkan nama baik mantan istrinya, Fairuz A Rafiq pada 2020.

Kini, nama Pablo Benua menjadi perbincangan kembali setelah dirinya mendukung Ponpes Al Zaytun dan mengungkapkan akan membiayai operasional ponpes tersebut. Bahkan, bersama istri barunya Rey Utami, Pablo akan menyekolahkan anaknya di Al Zaytun.

“Dulu saya takut menyekolahkan anak ke Ponpes karena takut dapat paham radikal. Tapi setelah saya melihat Ponpes Al Zaytun, saya dengan istri saya akan menyekolahkan anak saya di Al Zaytun,” kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus