Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga beras membuat banyak pihak was-was. Tak hanya masyarakat, pemerintah juga khawatir kenaikan makanan pokok itu bisa mengerek inflasi. Penyebab harga beras naik disinyalir akibat dari cuaca ekstrim El Nino yang menyebabkan musim kemarau lebih panjang. Alhasil pasokan atau suplai beras terus berkurang. Sementara faktor permintaan yang meningkat di tengah masa kampanye. Namun, terdapat alternatif dari pengganti beras dengan memanfaatkan beras non padi atau beras analog.
Seperti yang dikutip dari Science Techno Park Institut Pertanian Bogor (STP IPB), beras Analog merupakan salah satu pangan alternatif sebagai pengganti beras, terbuat dari pati yang bukan berasal dari padi. Beras Analog dibuat di industri dengan memanfaatkan bahan-bahan pangan yang tumbuh melimpah di Indonesia seperti sagu, sorgum, dan jagung.
Dari segi rasa dan cara memasak, beras Analog ini tidak berbeda dengan cara pengolahan beras biasa, namun warnanya tidak seputih beras asal padi. Selain itu, berbeda dengan beras biasa, Beras Analog lebih tahan lama dan tidak perlu dicuci saat akan dimasak.
Beras Analog ini diciptakan untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang dan dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan konsumen. Kandungan gizi dan komposisi bahannya dapat disesuaikan dengan bahan baku lokal daerah. Seperti, sumber karbohidrat dapat diperoleh dari tepung ubi kayu, ubi jalar, talas, garut, ganyong, hotong, dan sagu aren. Sumber protein dapat ditambahkan dari tepung kedelai, kacang merah, atau jenis kacang-kacangan lain. Serat makanan bisa diperoleh dari bekatul.
Beras Analog berfungsi sebagai pangan alternatif pengganti beras sehingga bisa dijadikan produk diversifikasi pangan. Bentuk fisiknya yang mirip butiran beras dapat membantu ketika dikonsumsi layaknya beras (bersama lauk pauk) sehingga tidak merubah kebiasaan makan masyarakat agar tetap merasa seperti makan nasi dari beras padi yang ditanam.
Dilansir dari jurnal Universitas Riau berjudul Karakteristik Beras Analog karya Amanda Ariela Kalungga dan kawan-kawan, inilah sejumlah beras analog yang populer dikonsumsi:
1. Beras jagung
Jagung menjadi salah satu bahan pangan kaya karbohidrat. Jagung mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh. Komposisi dari kandungan nutrisi pada jagung meliputi pati 54,1 sampai 71,7 persen, protein 11,1 hingga 26,6 persen, lemak 5,3 sampai 19,6 persen, serat 2,6 hingga 9,5 persen, dan abu 1.4 hingga 21 pesen. Komposisi tersebut mungkin akan berbeda tergantung pada faktor genetik, varietas, dan kondisi penanaman.
2. Beras sorgum
Jenis beras analog lainnya yang cukup mudah dijumpai yaitu beras sorgum. Sesuai dengan namanya, bahan pangan ini terbuat dari sorgum. Biji sorgum diketahui mengandung protein, vitamin B, dan zat B yang tinggi. Biji sorgum menghasilkan karbohidrat yang bebas gluten, sehingga lebih menyehatkan. Kandungan pati dalam sorgum diketahui tidak mudah dicerna, sehingga membuat rasa kenyang lebih lama. Maka dari itu, sorgum sangat cocok dikonsumsi saat diet.
3. Beras Sagu
Pati yang berasal dari sagu dan tapioka juga dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat dan bahan perekat yang bertujuan untuk mendapatkan butiran beras yang kokoh sehingga beras tidak mudah hancur dan tidak rapuh saat dimasak. Secara umum pati tidak memberikan bau apapun serta tidak memiliki rasa, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi ciri fisik pati hasil ekstraksi dari umbi-umbian.
4. Beras Singkong
Beras singkong merupakan produk pangan yang berasal dari singkong (Manihot Esculenta). Dilansir dari jurnal Universitas Negeri Yogyakarta berjudul Pengembangan Onigiri dengan Substitusi Beras Singkong, karya Feby Rahwanda dan kawan-kawan, beras singkong mampu menjadi sumber energi karena kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya hampir sama dengan beras padi dan dapat dijadikan sebagai pengganti beras. Pembuatan beras singkong sebaiknya menggunakan singkong manis atau kuning yang rendah kandungan hidrogen sianida (HCN). Beras singkong merupakan salah satu jenis beras analog.
5. Kacang-kacangan
Selain menggunakan sumber karbohidrat pada beras analog juga dapat ditambahkan kacang-kacangan sebagai sumber protein, sehingga beras analog yang dihasilkan kaya akan protein. Kacang-kacangan seperti kedelai dapat memperkaya kandungan gizi protein pada beras analog.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Beras, Bisa Kerek Inflasi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini