Baca: IDAI Laporkan 192 Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius di 20 Provinsi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengungkapkan penyakit gagal ginjal akut pada anak bukan karena vaksinasi maupun infeksi Covid-19. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Syahril menyebutkan hingga saat ini pihaknya masih terus dilakukan pemeriksaan laboratorium mengenai penyebab pasti gagal ginjal akut pada anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19 maupun infeksi Covid-19” kata Syahril dalam siaran persnya, Selasa, 18 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syahril menjelaskan saat ini Kemenkes berupaya menelusuri kasus gagal ginjal akut pada anak ini. Penelusuran dilakukan dengan menggandeng para ahli epidemiologi, Badan POM, IDAI, dan Puslabfor.
Penyelidikan epidemologi dilakukan dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk mengetahui infeksi-infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Syahril menjelaskan pemeriksaan mencakup swab tenggorokan, swab anus, pemeriksaan darah, dan kemungkinan intoksifikasi.
“Saat ini Kemenkes bersama tim tengah melakukan penyelidikan epidemologi kepada masyarakat, tim akan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah di derita 10 hari sebelum masuk RS/sakit," ujarnya.
Kewaspadaan Dini
Guna menangani kasus ini, Syahril menyebutkan bahwa pihaknya telah meminta fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap merebaknya gagal ginjal pada anak. Hal tersebut dilakukan dengan aktif melaporkan setiap kasus yang mengarah pada gagal ginjal akut pada anak.
Sebagai bentuk kewaspadaan dini, Kemenkes meminta masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak usia 0-18 tahun, untuk aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut. Gejala tersebut seperti penurunan volume urine yang dikeluarkan, demam selama 14 hari, gejala ISPA, dan gejala infeksi saluran cerna.
“Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas, yakni penurunan volume urin secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” kata Syahril.
Selanjutnya, belajar dari kasus yang terjadi di Gambia, Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat dengan baik dan benar sesuai dengan resep dokter maupun informasi yang tertera di kemasan obat.
Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa masyarakat lakukan untuk memastikan konsumsi obat dengan benar dan aman bagi tubuh :
1. Gunakan obat sesuai aturan pakai.
2. Jangan konsumsi obat melebihi dosis yang ditentukan.
3. Baca peringatan dalam kemasan obat.
4. Pastikan obat tidak kadaluwarsa.
5. Jangan konsumsi sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama.
6. Hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu untuk mencegah terjadinya resistensi.
7. Laporkan efek samping obat yang anda rasakan kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile.
8. Dapatkan obat dari sarana pelayanan kefarmasian yang resmi atau berizin.
Hotline Virus Corona 119 ext 9.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.